Tampilkan postingan dengan label Investasi IT. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Investasi IT. Tampilkan semua postingan

Kamis, 10 Mei 2012

Monetizing Web 2.0

Apa itu monetizing Web 2.0. Tentu saja, saya sudah banyak menulis tentang Web 2.0. Kumpulan tulisan saya tentang Web 2.0 dapat dibaca dengan melngklik link dibawah ini:
1. Paradigma Web 2.0 dapat dibaca disini
2. Apa itu Web 2.0 dapat dibaca disini.
3. Paradigma Web 2.0: Agile Process dapat dibaca disini
4. Perspektif Teknologi Informasi dapat dibaca disini


Untuk monetizing, yang saya maksudkan disini adalah sebuah proses mendapatkan value dan benefit (dan kemudian) mengalihkannya dalam bentuk uang. Proses monetizing ini merupakan bagian dari riset saya terkait IT Valuation/Investment. Terkait riset saya tentang IT Valuation/Investment dapat dibaca disini.
Sebelumnya, saya telah menulis tentang fenomena "eyeballs". Awalnya, teknik eyeballs digunakan untuk platform Web 1.0. Eyeballs pada dasarnya berarti "tingkat popularitas". Untuk platform Web 1.0, memang eyeballs bisa dijadikan acuan utama dalam monetizing web, tapi untuk platform Web 2.0 maka eyeballs sudah tidak bisa dijadikan lagi acuan utama. Selengkapnya tentang bahasan saya terkait hal ini dapat dibaca disini. Untuk business model web 2.0 akan saya bahas pada bagian tersendiri. 

Memulai bisnis dengan platform Web 2.0 terasa lebih murah. Ini dikarenakan adanya konsep FREEMIUM (yang sudah dibahas disini). Meskipun sebenarnya, pemahaman FREEMIUN bukanlah benar-benar FREE, tapi free (mendekati nol, tapi tidak benar-benar nol) hanya untuk capital cost (atau biaya modal), bukan untuk biaya operasional. Ini yang harus dipahami secara mendasar oleh siapapun yang ingin berinvestasi pada Web 2.0.

Sekarang ini, tren monetizing Web 2.0 adalah pada iklan. Memanfaatkan Google’s AdSense contextual advertising program merupakan salah satu cara tercepat untuk mendapatkan manfaat dalam  bentuk uang. Tentang hal ini, saya persilahkan untuk melihat-lihat tulisan di www.kawanuablogger.com. Komunitas ini benar-benar merupakan praktisi yang profesional terkait monetizing aplikasi Web 2.0 tipe blog dengan teknik Google AdSense contextual advertising program, dan teknik2 lainnya.

Berikut adalah contoh teknik monetizing Web 2.0
  1. affiliate network
  2. affiliate program
  3. banner ad, contohnya Google AdSense, Yahoo! Publisher Network, Vibrant Media, Kontera and Tribal Fusion. 
  4. cost-per-action (CPA). 5
  5. cost-per-click (CPC)—Advertising that is billed by user click
  6. cost-per-thousand impressions (CPM)—misalnya DoubleClick, dan ValueClick
  7. e-commerce
  8. interstitial ad
  9. in-text contextual advertising, misalnya Vibrant Media, Text Link Ads, Kontera and Tribal Fusion. 
  10. lead generation—Leads are generated when a visitor fills out an inquiry form so that a salesperson can follow through and potentially convert the lead to a sale. Lead generation adalah bagian dari teknik of cost-per-action advertising.
  11. paid blog post misalnya PayPerPost, SponsoredReviews and ReviewMe.
  12. performance-based advertising
  13. premium content—Content on a website that is available for an extra fee (e.g., e-books, articles, etc.)
  14. RSS ad
  15. tagging for profit—A site that buys inbound links or tags from other sites to help increase traffic, and thus increase potential advertising revenue. High-traffic sites can sell tags or links to other websites for a profit. (Caution: Search engines may lower the ranking of sites with paid links.) Misalnya adalah 1000tags.com. 
  16. virtual worlds monetization— misalnya Second Life, IMVU, Habbo, Gaia Online and There.
Bahasan terkait teknik-teknik monetizing Web 2.0 tersebut diatas akan dibahas pada bagian tersendiri. Sebagai bagian dari Catatan Kuliah IT Investment Management, maka setiap mahasiswa diharapkan untuk dapat mempelajari dengan seksama salah satu dari 16 teknik monetizing tersebut diatas, dan membuat sebuah tulisan terkait dengan teknik monetizing tersebut. Link tulisan diposting dibagian komentar tulisan ini.

Selasa, 01 Mei 2012

Freemium

Pengantar:
Sebelum membaca bagian ini, para pembaca diharapkan telah membaca tulisan yang dirujuk pada link berikut ini:

Saya kira, tidak ada sebuah business model yang benar-benar baru, selain yang dilahirkan oleh abad Web 2.0. Tentu saja kita harus memahami apa yang dimaksud dengan Web 2.0 tersebut. Silahkan untuk membaca tulisan saya tentang Paradigma Web 2.0 disini. Atau untuk tentang Perspektif Teknologi Informasi. Pemahaman pembaca tentang Web 2.0 serta akibat-akibat yang ditimbulkan dari digunakannya teknologi Web 2.0 tersebut sangat penting untuk dipahami.
Chris Anderson (canderson@wired.com) yang merupakan editor in chief of  Wired Magazine; memaparkan mengenai Taxonomy of FREE sebagai berikut:
 1) Freemium
What's free: Web software and services, some content. 
Free to whom: users of the basic version.
This term, coined by venture capitalist Fred Wilson, is the basis of the subscription model of media and is one of the most common Web business models. It can take a range of forms: varying tiers of content, from free to expensive, or a premium "pro" version of some site or software with more features than the free version (think Flickr and the $25-a-year Flickr Pro).
2) Advertising
What's free: content, services, software, and more. 
Free to whom: everyone.
Layanan "menampilkan" iklan yang dilakukan mesin google, adalah sebuah contoh nyata bahwa dalam dunia Web 2.0, advertising sudah menjadi FREE. Lihatlah yang dilakukan oleh Amazon.com, dengan menampilkan fitur "buku yang disarankan".
3)  Cross-subsidies
What's free: any product that entices you to pay for something else. 
Free to whom: everyone willing to pay eventually, one way or another.
4) Zero marginal cost
What's free: things that can be distributed without an appreciable cost to anyone. 
Free to whom: everyone.
5) Labor exchange
What's free: Web sites and services. 
Free to whom: all users, since the act of using these sites and services actually creates something of value.
6) Gift economy
What's free: the whole enchilada, be it open source software or user-generated content. 
Free to whom: everyone.

Untuk studi kasus yang dirujuk Chris Anderson; beliau merujuk pada link-link dibawah ini:
Tentang Webmail bisa dilihat disini: 
Tentang  Air Travel bisa dilihat disini: 
Tentang CD dan DVD bisa dilihat disini:
Tentang Direktori Help bisa dilihat disini:

Saya memilih dua buah studi kasus untuk bahasan kita tentang FREEMIUM:
1) tentang Toko Online Manadokota http://www.manadokota.com/index.php
2) tentang Komunitas Blogger Sulawesi Utara http://www.kawanuablogger.com/

Setiap mahasiswa dipersilahkan untuk mempelajari studi kasus yang dipaparkan oleh Chris A derson tersebut diatas, dan memberi komentar dibagian bawah tulisan ini.
Sedangkan untuk kedua studi kasus yang saya pilihkan, silahkan memberi tanggapan di twitter dengan menggunakan hashtag #MITI dan mencantumkan nama akun @stanlysk, @manadokota dan @bloggermanado.
Selengkapnya bisa ditanyakan saat pertemuan tatap muka.