e-Business Models
Pengantar: saya tertarik mulai menulis tentang e-business. Sebagai bekas mahasiswa, saya memang pernah mengikuti kuliah tentang e-Business di Fakultas Ilmu Komputer - Magister Teknologi Informasi. Selain itu, saya juga sering ditugaskan untuk mengampu mata kuliah Aplikasi Sistem Enterprise dan e-Business. Pengalaman sebagai seorang praktisi e-Business juga akan turut mewarnai tulisan-tulisan saya ini. Semoga bermanfaat.
Pengertian Dasar
Banyak yang telah mencoba mengartikan e-business. Tapi, secara sederhana kita dapat memahami e-business sebagai รค company that has an online presence. Entitas bisnis yang hadir secara online, dan dapat melakukan aktivitas selling (menjual), trade (berdagang), barter (bertukar-jasa) atau melakukan transaksi disebut sebagai e-commerce. Tentu saja pengertian ini dapat diperdebatkan, tapi saya melihatnya dari sudut pandang seorang praktisi.
Bahasan saya tentang e-Business, saya awali dengan Model e-Business. e-Business Model sebenarnya merupakan kombinasi dari policy, operasionalisasi, teknologi dan ideologi yang dianut oleh entitas bisnis online. Jadi, secara singkat dapat dikatakan bahwa e-Business tidak hanya "melulu" tentang teknologi (dalam hal ini teknologi Web 2.0), tapi juga berhubungan dengan proses yang ada, dan terutama budaya organisasi itu sendiri.
Secara teori, maka model e-business dibedakan menjadi:
1). Storefront Model; dimana teknologi yang digunakan dibedakan menjadi Shopping-cart Technology dan Online Shopping Malls
2). Auction Model
3). Portal Model
4). Dynamic Pricing Models
Storefront model merupakan tipe e-business yang paling populer di kalangan penggiat dunia maya. Bahkan jika masyarakat awam "bercerita" tentang pengalaman melakukan bisnis secara online, maka sebenarnya, mereka "berbisnis"secara "storefront". Model storefront mengkombinasikan transaction processing, security, online payment, dan information storage, sehingga memungkinkan penyedia menampilkan dan menjual produknya pada platform Web 2.0. Model storefront sebenarnya adalah bentuk dasar e-commerce. Storefront mempertemukan buyer dan seller secara langsung.
Teknis proses bisnisnya adalah seperti ini:
1) Untuk melakukan storefront maka diperlukan katalog online, dimana setiap produk yang akan dijual diorganisasikan pada katalog online tersebut.
2) order pemesanan dilakukan menurut official website
3) proses pembayaran pesanan dilakukan pada lingkungan yang secure (dan konfirmasi)
4) proses pengiriman barang yang dipesan kepada pelanggan (dan konfirmasi)
5) proses mengelola data pelanggan
Tren yang berkembang sekarang ini adalah proses yang ke-6, yakni "menghadirkan"official website penjual kepada pembeli. Jadi, dalam platform Web 2.0, pembeli "tidak diharuskan" untuk mendatangi toko, melainkan informasi tentang barang yang dijual yang harus mendatangi calon pembeli.
Beberapa contoh mengenai storefront model adalah More.com dan Ticketmaster.com. More.com adalah sebuah "toko online" yang memfokuskan diri pada produk-produk kesehatan dan kecantikan. Sedangkan Ticketmaster.com menjual ticket untuk konser, olahraga, seni, dll. Kedua toko online ini benar-benar melakukan bisnis online dengan model storefront.