Kamis, 26 April 2012

Pengukuran Software: Metrik Proses dan Proyek

Pengukuran merupakan bagian dari dunia keteknikan. Kegiatan mengukur, dasarnya adalah membandingkan sesuatu dengan sesuatu yang lain yang dianggap sebagai patokan atau standard. Jadi kegiatan mengukur sebenarnya adalah untuk mendapat perbandingan, sehingga acuan perbandingan tersebut dapat dikelola. Paradigma ini sesuai dengan apa yang Lord Kelvin katakan:
... what we cannot measure, we cannot manage ...

Dalam keilmuan software engineering, kegiatan mengukur menjadi lebih sulit dari biasanya. Permasalahan yang ditemui adalah kesulitan dalam menetapkan nilai dari obyek yang diukur dan sulitnya menetapkan parameter-parameter yang bisa diukur. Karena secara praktis, mengukur perangkat lunak, adalah mengukur sesuatu yang sepertinya “tidak kelihatan”.
Pendekatan yang dapat digunakan dalam mengukur perangkat lunak adalah dengan (1) indikator proses perangkat lunak dan (2) indikator proyek perangkat lunak. Indikator proses digunakan oleh organisasi atau perusahaan yang bergerak dalam bidang rekayasa perangkat lunak untuk memperoleh data-data yang dapat digunakan untuk meningkatkan efisiensi dalam proses pengembangan perangkat lunak. Indikator proyek digunakan oleh manajer proyek untuk: mendapatkan status dari proyek yang sedang dikerjakan, mengidentifikasi resiko-resiko yang bisa terjadi, melakukan evaluasi kemampuan tim dalam proyek untuk melakukan kontrol terhadap kualitas produk perangkat lunak. Dalam beberapa kasus, suatu metrik yang sama dapat digunakan secara bersama-sama sebagai indikator proses dan indikator proyek.

(1) Indikator Proses Perangkat Lunak
Proses dalam perangkat lunak, berada di tengah-tengah segitiga yang terhubung pada tiga faktor utama, yaitu: sumber daya manusia, kompleksitas produk, dan perkembangan teknologi. Dari ketiga faktor tersebut yang paling berpengaruh dalam hal kualitas dan performa proses adalah sumber daya manusia. Segitiga proses terdapat di dalam sebuah lingkaran dari kondisi lingkungan dari proses yang sedang berjalan, yang terdiri dari lingkungan pengembangan sistem,  kondisi bisnis (misalnya:  deadline, aturan bisnis), dan karakteristik pelanggan atau pengguna (misalnya: kemudahan komunikasi). 


Efisiensi dari suatu proses dapat diukur secara tidak langsung dengan cara menentukan sekumpulan metrik berdasarkan kesimpulan yang dapat diambil dari suatu proses. Kesimpulan dapat diambil  dari perhitungan kesalahan-kesalahan yang belum dapat diatasi sebelum perangkat lunak diterbitkan maupun kesalahan yang dilaporkan oleh pengguna secara langsung. Kesimpulan juga dapat diambil dari ukuran produktifitas pekerjaan, tenaga kerja yang digunakan, waktu yang dihabiskan, kedisiplinan jadual, dan ukuran-ukuran lain yang lebih spesifik.
Untuk memudahkan suatu organisasi dalam melakukan analisis proses, dibuat suatu pendekatan yang disebut dengan Statistical Software Process Improvement (SSPI). SSPI menggunakan analisis kesalahan yang terdapat pada perangkat lunak untuk mengumpulkan informasi mengenai semua kesalahan dan  kekurangan yang dapat terjadi pada aplikasi atau sistem.

Analisis kesalahan dilakukan pada hal-hal berikut:
  1. Semua kesalahan dan kekurangan yang dikategorikan berdasarkan sumber dari kesalahan
  2. Pencatatan biaya untuk memperbaiki tiap kesalahan
  3. Jumlah kesalahan dan kekurangan pada tiap kategori dijumlahkan dan diurutkan mulai dari yang paling banyak sampai yang paling sedikit
  4. Semua biaya dari kesalahan dan kekurangan dari tiap kategori dihitung
  5. Data resultan dianalisa untuk menutupi kategori-kategori yang memerlukan biaya paling besar
  6. Perencanaan yang cermat dibuat untuk melakukan perubahan pada proses dengan mengurangi frekuensi kesalahan dan kekurangan yang paling banyak menghabiskan biaya.
 (2) Indikator Proyek Perangkat Lunak
Indikator proyek perangkat lunak biasanya digunakan oleh manajer proyek dan tim pengembang untuk perencanaan proyek. Metrik proyek memiliki dua macam sasaran. Pertama, metrik digunakan untuk melakukan optimalisasi scheduling sehingga jadwal dapat dipersingkat. Kedua, metrik digunakan untuk menaksir dan meningkatkan kualitas produk. Apabila kualitas meningkat, kesalahan dapat berkurang, maka jumlah revisi yang perlu dilakukan ikut berkurang, sehingga biaya produksi dapat ditekan.

Hal-hal yang harus diukur dalam suatu proyek adalah:
  1. Masukan, mengukur sumber daya (tenaga kerja, lingkungan) yang diperlukan dalam proyek
  2. Keluaran, mengukur hasil yang diperoleh dari suatu proyek pada saat proses rekayasa perangkat lunak
  3. Hasil, mengukur indikasi efektifitas dari produk yang dihasilkan
Sebenarnya, model di atas dapat diterapkan pada proses maupun pada proyek. Model tersebut dapat juga digunakan secara berurutan dalam suatu aktivitas kerangka kerja ke aktivitas kerangka kerja lainnya. Keluaran kerangka kerja tertentu bisa menjadi masukan bagi kerangka kerja yang lain dalam sebuah proyek. Di dalam aliran dari kerangka kerja satu ke kerangka kerja yang lain ini bisa diperoleh metrik hasil sebagai indikasi efektifitas antar kerangka kerja yang saling berhubungan. 
 Tulisan lain yang membahas paradigma indikator proyek perangkat lunak, dapat dilihat disini

Rabu, 25 April 2012

Seminar tentang Internet di ITC HighTech Exhibition 2012

Hari ini, Rabu, 25 April 2012, bertempat di ITC MegaMas High Tech Exhibition 2012, saya akan memberikan sebuah seminar tentang Internet. Kegiatan tersebut menurut rencana akan dimulai pada Pukul 18.00 WITA.

Untuk Materi terkait bisa dilihat disini:
1. Pengantar Teknologi Informasi dan Tren menuju Tahun 2020, klik disini
2. Mengenai Apa itu Web 2.0, klik disini dan Tentang akun Twitter @manadokota, klik disini,
3. Untuk Film yang menjelaskan tentang Web 2.0 bisa dilihat disini.
4. Tentang Mengukur Keberhasilan Aplikasi Media Sosial, klik disini
5. Manfaat Praktis Internet dan Aplikasi Browser, klik disini
6. Manfaat Praktis Internet dan Aplikasi Search Engine, klik disini
7. Tentang Cybercrime, klik disini dan Tentang Incidents Response, klik disini

Untuk materi presentasi dan tulisan2 terkait lainnya bisa diunduh disini

Semoga bermanfaat!

Manfaat Praktis Internet dan Search Engine


Keilmuan Teknologi Informasi biasanya membedakan apa yang dimaksud dengan “browsing”, “searching” dan “surfing”. Surfing diartikan sebagai tindakan berselancar di dunia maya, yakni berpindah (atau melompat) dari satu halaman web kehalaman web lain. Searching diartikan sebagai tindakan mencari di dunia maya, yakni mencari data/informasi dengan menggunakan mesin pencari seperti Google. Sedangkan browsing diartikan sebagai tindakan menelusuri dunia maya, yakni melakukan penelusuran data atau informasi berdasarkan “kategori” tertentu, seperti misalnya dengan menggunakan mesin pencari blekko.

Secara praktis untuk mejelajah internet, anda memerlukan tiga hal:
1) koneksi internet; yang sekarang bisa dilakukan dengan dua cara, yakni melalui wi-fi dan fixed line.
2) memiliki aplikasi browser
3) memiliki aplikasi search engine (mesinpencari)

Pada tulisan ini, saya ingin menulis tips praktis mengenai aplikasi Search Engine (atau Mesin Pencari).
Pada dasarnya, mesin pencari adalah perangkat lunak yang berfungsi untuk mengenali lokasi URL. Mesin pencari diaktifkan dengan mengetikan kata kunci (keyword).Mesin pencari akan menampilkan alamat URL yang terkait dengan keyword tersebut. Di internet, terdapat ratusan mesin pencari yang dapat diakses secara cuma-cuma. Karena sifatnya sebagai pintu gerbang bagi para pengguna sebelum memasuki situs (website) yang diinginkan, banyak yang menyebut mesin pencari sebagai portal (bandingkan dengan fungsi portal di dunia nyata, yang kerap ditemui di pintu masuk ke sebuah kompleks perumahan). Dari berbagai mesin pencari yang ada, yang paling populer diantaranya adalah: Google, Yahoo, dan Altavista (penulis menganjurkan agar para pemula mempergunakan Google untuk latihan melakukan teknik pencarian). 
Sebelum saya menerangkan tentang aplikasi Mesin Pencari, mari pahami beberapa konsep dasar dalam internet.

1. StrukturAlamat web (URL, hyperlink dan Home Page)
Suatu website, padaha kekatnya adalah sekumpulan data (atau informasi) yang tersimpan dalam suatu www server (atau penyedia www) dan dapat diakses secara bebas oleh setiap orang yang berselancar di internet. Analoginya adalah seperti tempat parkir. Data atau informasi disimpan seperti mobil di-parkir pada suatu lokasi tempat parkir tertentu. Atau, dapat digambarkan seperti hotel, yang memiliki banyak ruang-ruang tertentu, sesuai dengan peruntukan masing-masing.
Yang perlu diperhatikan adalah kita harus tahu PERSIS, alamat dari suatu web site yang ingin kita kunjungi. Alamat dari suatu web site diberikan oleh sesuatu yang disebut URL (atau uniform resource locator). Struktur pengalamatan dari URL ini sangat PRESISI, dalam arti, apabila kita mengetikkan alamat URL tersebut dengan benar, maka kita akan segera “sampai” pada alamat yang kita tuju. Sebaliknnya, jika kita salah mengetikkan URL tersebut, maka sudah pasti kita akan diantar ke alamat-salah berdasarkan URL yang kita ketikkan tersebut. Beberapa contoh URL adala hhttp://www.depkominfo.go.id; atau http://www.kompas.com. Dalam prakteknya, kita tidak perlu mengetikkan “http://www.” untuk membuka halaman web, cukup domain utamanya saja. Misalnya: “depkominfo.go.id”. Perlu diketahui bahwa web site yang aktif di internet saat ini, jumlahnya telah mencapai jutaan dan terus bertambah setiap harinya. Oleh karena itu, kita HARUS menggunakan “search engine” (atau mesin pencari) apabila kita akan mencari web site yang berisi informasi yang kita inginkan. (mengenai teknik-teknik searching dasar, akan diterangkan pada bagian berikutnya).
Halaman website juga memiliki apa yang disebut “hyperlink”. Hyperlink adalah bagian dari suatu halaman web berupa teks (ataupun gambar) yang apabila kita “klik”, maka secara otomatis akan melakukan salah satu hal berikut: membuka bagian lain dari halaman web yang sama, membuka halaman lain dari web tersebut, membuka halaman yang berada pada web site berbeda, mengunduh suatu file tertentu, membuka suatu aplikasi tertentu, video ataupun suara.
Sebagian besar situs di Internet, selalu menampilkan halaman muka yang disebut Home Page. Jika kita sampai pada suatu Home Page, maka kita akan mudah melakukan navigasi terhadap “keseluruhan” halaman web tersebut. Disarankan agar supaya para pengguna, dapat menemukan Home Page dari suatu website untuk memudahkan pencarian dalam website tersebut.

2. Anatomi Search Engine (mesinpencari)
Setiap mesin pencari pasti memiliki sebuah fasilitas dimana para pemakai internet (user) dapat mengetikkan kata kunci yang akan menjadi referensi pencarian. Cobalah mengetikkan sebuah kata (searching key) pada kotak kosong tersebut, misalnya: indonesia
Jika tombol “search” dipilih, maka aplikasi mesin pencari akan mencari di seluruh komputer yang terhubung ke internet, berbagai jenis data baik dalam bentuk dokumen, gambar, audio, maupun video yang di dalamnya terdapat teks bertuliskan kata “indonesia”.  Tentu saja jumlah data tentang indonesia akan terus bertambah dari hari ke hari sejalan dengan bertambahnya jumlah file yang diletakkan pada komputer yang terhubung ke internet. Yang ditampilkan oleh mesin pencari adalah link (alamat) keseluruhan situs yang berhubungan dengan hasil dari pencarian terhadap kata “indonesia” tersebut. Seorang user tinggal meng-click salah satu link yang ada untuk dapat mengakses dokumen yang dimaksud.
Sebagai catatan, tidak semua mesin pencari hasilnya akan langsung mengarah ke situs yang bersangkutan. Yahoo misalnya memiliki hasil dimana keseluruhan situs yang ada digolongkan dahulu menjadi beberapa kategori (atau disebut sistem index). Sistem kategori ini dipergunakan untuk membantu user dalam menentukan informasi mengenai “indonesia” yang paling relevan dengan yang diinginkannya. Karena bisa saja berbeda user berbeda kebutuhannya. Contohnya adalah seorang user yang ingin mencari informasi mengenai profil negara Indonesia, maka yang bersangkutan akan dapat menemukan situs yang relevan di bawah kategori “location”; sementara user yang lain yang ingin mencari berita-berita politik sehubungan dengan negara Indonesia akan dapat memperolehnya pada situs-situs di bawah kategori “news and media”.

3. Tips dalammenggunakanMesinPencari Google
Menurut berbagai sumber terdapat beberapa tips dalam membatasi hasil pencarian dan mempersingkat waktu pencarian apabila anda menggunakan mesin pencari google. Tips tersebut antara lain adalah:
a. Preferensi pencarian dapat diatur dengan menklik Search Settings. Ubah Number of Results ke angka yang lebih kecil untuk mengurangi waktu pencarian.
b. Dibawah logo Google disisi kiri hasil pencarian, klik More │ Discussion atau pergi ke Google Grups. Forum ini merupakan tempat untuk mencari solusi yang berhubungnan dengan masalah-masalah teknis.
c. Untuk pencarian yang lebih terperinci, klik Advanced Search dibawah tombol pencarian pada halaman Google atau pada hasil pencarian untuk melakukan pencarian lebih terperinci berdasarkan tanggal, negara, bahasa atau kriteria lainnya.
d. Gunakan fitur Add-ons. Fitur ini sebenarnya adalah aplikasi tambahan yang bisadiinstalkan pada web browser. Misalnya dengan menginstal Add-ons Google Translate pada browser Chrome; maka apabila kita membuka sebuah halaman web, maka dengan serta merta Google akan langsung menterjemahkan isi halaman web ke dalam bahasa yang kita inginkan.
e. Gunakan format tambahan kata seperti “sisteminformasi: ppt” untuk mencari dokumen-dokumen dengan judul system informasi dalam bentuk presentasi power point. Begitu juga untuk file dalam bentuk doc dan pdf. Hal ini berlaku juga untuk tipe file gambar: jpeg, png dan lain-lain.
f. Tidak perlu menggunakan huruf besar atau huruf kecil; tidak perlu menggunakan akhiran dan tidak perlu menggunakan istilah-istilah umum dan tanda baca. Misalnya pencarian dengan keyword “Raven” dan “The Raven” akan menghasilkan pencarian yang berbeda. Dan search engine tidak akan membedakan pencarian dengan keyword “teknologi” atau “TEKNOLOGI”. Pencarian dengan keyword “snakes” tidak perlu, cukup digunakan  “snake” saja.
g. Apabila kita belum menemukan juga data yang kita cari, maka gunakan search engine yang berbeda seperti Yahoo, Bing, Startpage, Altavista ataupun Lycos.

4. Daftar MesinPencari
Seperti yang telah dijelaskan pada sebelumnya, bahwa mesin pencari itu banyak jenisnya. Berikut ini diberikan daftar beberapa mesin pencari yang bisa membantu anda berselancar di internet:
AOL Search at http://search.aol.com/
AltaVista at www.altavista.com
Ask Jeeves at www.askjeeves.com
Direct Hit at www.directhit.com
Excite at www.excite.com
FAST Search at www.alltheweb.com
Google at www.google.com
HotBot at www.hotbot.com
IWon at http://home.iwon.com
Inktomi at www.inktomi.com
LookSmart at www.looksmart.com
Lycos at www.lycos.com
MSN Search at http://search.msn.com
Netscape Search at http://search.netscape.com
Northern Light at www.northernlight.com
Open Directory at http://dmoz.org
RealNames at www.realnames.com
Yahoo at www.yahoo.com
bleko at www.bleko.com

Manfaat praktis Internet dan Aplikasi browser


Keilmuan Teknologi Informasi biasanya membedakan apa yang dimaksud dengan “browsing”, “searching” dan “surfing”. Surfing diartikan sebagai tindakan berselancar di dunia maya, yakni berpindah (atau melompat) dari satu halaman web ke halaman web lain. Searching diartikan sebagai tindakan mencari di dunia maya, yakni mencari data/informasi dengan menggunakan mesin pencari seperti Google. Sedangkan browsing diartikan sebagai tindakan menelusuri dunia maya, yakni melakukan penelusuran data atau informasi berdasarkan “kategori” tertentu, seperti misalnya dengan menggunakan mesin pencari blekko.

Secara praktis untuk mejelajah internet, anda memerlukan tiga hal:
1) koneksi internet; yang sekarang bisa dilakukan dengan dua cara, yakni melalui wi-fi dan fixed line.
2) memiliki aplikasi browser
3) memiliki aplikasi search engine
Pada tulisan ini, saya ingin menulis tips praktis mengenai aplikasi browser.
Sekarang ini terdapat 4 aplikasi Web Browser yang terkenal dan sering digunakan; yakni Microsoft INTERNET EXPLORER, Modzilla FIREFOX, Google CHROME dan Apple SAFARI. Sedangkan untuk yang mengakses internet via mobile maka yang sering digunakan adalah OPERA.

Pros and Cons Aplikasi Browser
Yang saya bisa tuliskan tentang Aplikasi Web Browser adalah, keempat macam aplikasi ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Untuk menggunakannya secara maksimal, kita harus mengetahui cara men-setting masing-masing aplikasi Web Browser tersebut. Sebagai dosen, saya cenderung untuk menyarankan para mahasiswa saya untuk menggunakan Web Browser CHROME. Alasan saya lebih dikarenakan dari sisi security dan tools add-on yang dimiliki CHROME. Aplikasi Web Browser CHROME merupakan aplikasi yang relative aman digunakan, karena tim pengembang mereka secara rutin mengupdate versinya, menjadi lebih aman. Isu security ini sangat penting dalam dunia internet. CHROME juga memiliki tools add-on yang disebut GoogleTranslate. Apabila kita menginstall tools ini maka CHROME dengan serta merta akan “melakukan proses penterjemahan” bahasa dari setiap halaman web yang kita akses. Menurut hemat saya, kedua fitur ini sangat penting untuk dijadikan pertimbangan dalam menggunakan aplikasi Web Browser.
Jadi, apakah yang terbaik adalah CHROME? Tentu saja tidak.Baik tidaknya suatu aplikasi perangkat lunak (termasuk Web Browser) itu bergantung pada “pengguna”-nya. Pengguna yang harus memilih aplikasi web browser mana yang dia inginkan untuk mengoptimalkan tugas dan pekerjaannya. Internet Explorer misalnya merupakan aplikasi web browser yang sangat beragam fiturnya.Yang saya suka dalam menggunakan Internet Explorer adalah KEMUDAHAN tampilan web browser tersebut.
Aplikasi Web browser SAFARI, saya gunakan apabila saya ingin mengakses internet melaui iPad dan iMAC. Kelebihan aplikasi ini adalah memiliki fitur history yang jelas sehingga kita tidak perlu repot-repot menghafal alamat URL yang kita kunjungi. Karena SAFARI akan selalu menyimpannya dalam history. Kita hanya perlu mengingat kapan kita terakhir kali mengakses URL tersebut.
Modzilla FIREFOX memiliki keunggulan dalam fitur add-ons. Begitu banyak add ons yang bisa kita install pada firefox, sehingga browser ini bisa sangat membantu tugas dan pekerjaan kita saat berselancar di dunia maya.
Jadi, singkatnya, setiap aplikasi web browser memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.Yang menjadi prinsip praktisnya adalah sebagai pengguna, kitalah yang harus mengoptimalkan aplikasi web browser tersebut. Cara mengoptimalkannya adalah dengan mengubah settingan masing-masing aplikasi web browser tersebut.

BagaimanaMengoptimalkan Web browser
Seperti yang telah saya sebutkan sebelumnya, dunia mengenal 4 (empat) buah web browser yang paling sering digunakan. Keempat web browser tersebu tadalah: Windows Internet Explorer, Mozilla Firefox, Google Chrome dan Apple Safari. Juga dikenal web browser Opera yang sering digunakan pada smartphone. Semua web browser tersebut diatas menyediakan fasilitas history pencarian. Fitur ini bermanfaat bagi user yang tidak dapat menghafal URL berbagaisitus yang dikunjunginya.Selain itu, fitur ini juga merupakan alat monitor yang baik, untuk memastikan bahwa anak-anak kita tidak melihat situs yang tidak pantas.Berikut adalah cara mengaktifkan fitur histori pencarian keempat web browser tersebut.
1) Windows Internet Explorer: 
Buka Windows Interet Explorer. Klik icon Favorites yang bergambar bintang kuning pada toolbar browser. Klik tab History. Pilih periode tanggal atau waktu yang ingin anda lihat.
2) Mozilla Firefox: 
Buka Mozilla Firefox. Di bagian atas jendela Firefox, klik Firefox, arahkan cursor ke History dan pilih Show All History. Pilih jangka waktu yang ingin anda ingin lihat atau ketikkan kata kunci ke dalam kotak pencarian untuk mencari halaman tertentu.
3) Google Chrome: 
Buka Google Chrome. Klik icon kunci pas pada toolbar browser disebelah kanan address bar. Pilih History. Pilih Periode waktu atau gunakan search history untuk mencari halaman yang ingin dikunjungi lagi.
4) Apple Safari: 
Buka Apple Safari. Klik dan tahan menu History sampai anda melihat situs yang dikunjungi baru-baru ini atau beberapa hari sebelumnya. Arahkan kursor kesalah satu tanggal untuk melihat histori pencarian pada hari itu.

Selamat Mencoba ....


Selasa, 24 April 2012

Pengukuhan Guru Besar, Investasi TIK dan rendahnya produktivitas ...

Sabtu, 21 Maret 2012 merupakan hari yang menggembirakan buat Pak Ucok. Beliau saya kenal akrab sebagai dosen saya di MTI UI (untuk mata kuliah Perencanaan Strategis Sistem Informasi dan Information Systems Research Methodology). Menjadi mahasiswa beliau merupakan suatu pengalaman yang sangat istimewa, karena metode perkuliahan pak Ucok yang sangat informatif. Hari sabtu kemaren, pak Ucok dikukuhkan sebagai Guru Besar Ilmu Komputer di Fakultas Ilmu Komputer  Universitas Indonesia

Dalam acara tersebut Pak Ucok memberikan sambutan sebagai berikut:
....Tingkat adopsi teknologi informasi dan komunikasi (TIK) sangat tinggi, namun pemanfaatannya untuk hal yang produktif masih rendah. Padahal, penggunaan TIK dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia. 
Hal ini disampaikan Zainal A Hasibuan dalam pengukuhannya sebagai guru besar Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia (UI) di Kampus UI Depok, Sabtu (21/4/2012). 
...."Tingkat penetrasi dan adopsi TIK masyarakat Indonesia relatif tinggi. Tetapi hal ini tidak sejalan dengan manfaat yang diberikan TIK untuk meningkatkan kualitas SDM Indonesia," ujar Zainal ...
.... Berdasarkan data Asosiasi Telekomunikasi Selular Indonesia (ATSI), jumlah pelanggan seluar di Indonesia tahun 2011 mencapai lebih dari 240 juta pelanggan, atau naik 60 juta pelanggan dari tahun 2010. Pengguna internet di Indonesia mencapai 55 juta orang pada tahun 2011. Sebanyak 50-80 persen pengguna internet di Indonesia adalah anak-anak muda dari kelompok umur 15-30 tahun.
Sayangnya, sebagian besar penduduk Indonesia menggunakan TIK hanya sebagai alat konsumtif, ketimbang alat yang produktif. Demikian juga konten yang tersedia dalam TIK masih berasal dari luar Indonesia ....

Pernyataan Pak Ucok tersebut saya kutip dari Kompas disini. Menurut saya, pendapat beliau benar-benar mencerminkan situasi dan kondisi terkini dari implementasi Teknologi Informasi Komunikasi di Indonesia. Kita tahu bersama, data-data yang dikemukakan seperti ini ...


Kenyataan ini menunjukkan betapa kita, bangsa Indonesia hanya mampu menggunakan TIK dalam tataran rendah, atau entry level. Dalam bahasa keilmuan Teknologi Informasi, tingkat pemanfaatan yang belum matang. Dari sudut pandang Manajemen Investasi Teknologi Informasi, maka "kabar" ini merupakan kabar buruk bagi dunia industri Teknologi Informasi Komunikasi Indonesia. Pernyataan Prof Ucok seharusnya menjadi RED ALERT bagi setiap Pengambil Kebijakan maupun para dosen untuk SEGERA memperhatikan implementasi pemanfaatan TIK. Betapa tidak, hasil penelitian menunjukkan ternyata TIK belum memberikan hasil yang positif dalam peningkatan produktivitas. Dan ini benar2 sangat disayangkan. Dalam keilmuan Investasi Teknologi Informasi, tingkat pemanfaatan TIK dapat dilihat pada Gambar dibawah ini:




Sehingga jika dikatakan Investasi TIK belum dapat mendorong produktivitas, ini berarti Indonesia masih berada pada level paling bawah dari pemanfaatan TIK, yakni fokus pada efisiensi. Sulit, bagi kita untuk "bersaing" dengan bangsa lain, seperti India misalnya, yang telah mulai berfokus pada INOVASI, menciptakan keunggulan kompetitif dalam Teknologi Informasi Komunikasi. Singkatnya, bangsa kita "telah tertinggal".
Sebagai Peneliti yang mengkhususkan diri dalam IT Valuation/Investment pada organisasi non profit, saya pun menemukan tren yang sama terkait pemanfaatan TIK di Provinsi Sulawesi Utara (lihat hasil riset saya disini). Padahal, nilai investasi TIK yang "dibuang" sudah mencapai angka miliaran rupiah. 
Sebagai pengamat, saya menyimpulkan bahwa memang benar adanya pernyataan dari Prof Ucok tersebut, di tempat tinggal saya: Kota Manado dan tempat saya mengajar Universitas Sam Ratulangi Manado pun fenomena tersebut benar terjadi, yakni pemanfaatan TIK hanya sekedar konsumtif.
Diperlukan strategi khusus, akh, menurut hemat saya, bukan lagi strategi, karena kita telah memiliki banyak strategi, renstra, blue print serta SDM yang mampu melakukannya ... tapi KOMITMEN. Komitmen yang diwujudkan dengan tindakan nyata terkait memajukan TIK Indonesia. Kita semua masih "kurang" memiliki  komitmen untuk memajukan TIK. Semoga ....