Pengukuran merupakan bagian dari dunia keteknikan. Kegiatan mengukur, dasarnya adalah membandingkan sesuatu dengan
sesuatu yang lain yang dianggap sebagai patokan atau standard. Jadi kegiatan
mengukur sebenarnya adalah untuk mendapat perbandingan, sehingga acuan
perbandingan tersebut dapat dikelola. Paradigma ini sesuai dengan apa yang Lord Kelvin katakan:
... what we cannot measure, we cannot manage ...
Dalam keilmuan software engineering, kegiatan mengukur menjadi lebih
sulit dari biasanya. Permasalahan yang ditemui adalah kesulitan dalam
menetapkan nilai dari obyek yang diukur dan sulitnya menetapkan parameter-parameter
yang bisa diukur. Karena secara praktis, mengukur
perangkat lunak, adalah mengukur sesuatu yang sepertinya “tidak kelihatan”.
Pendekatan yang dapat digunakan dalam mengukur perangkat lunak adalah
dengan (1) indikator proses perangkat lunak dan (2) indikator proyek perangkat
lunak. Indikator proses digunakan oleh organisasi atau perusahaan
yang bergerak dalam bidang rekayasa perangkat lunak untuk memperoleh data-data
yang dapat digunakan untuk meningkatkan efisiensi dalam proses pengembangan
perangkat lunak. Indikator proyek digunakan oleh manajer proyek untuk: mendapatkan status dari proyek yang sedang dikerjakan, mengidentifikasi resiko-resiko yang bisa terjadi, melakukan evaluasi kemampuan tim dalam proyek untuk melakukan
kontrol terhadap kualitas produk perangkat lunak. Dalam
beberapa kasus, suatu metrik yang sama dapat digunakan secara bersama-sama
sebagai indikator proses dan indikator proyek.
(1) Indikator Proses Perangkat
Lunak
Proses dalam perangkat lunak, berada di
tengah-tengah segitiga yang terhubung pada tiga faktor utama, yaitu: sumber
daya manusia, kompleksitas produk, dan perkembangan teknologi. Dari ketiga
faktor tersebut yang paling berpengaruh dalam hal kualitas dan performa proses
adalah sumber daya manusia. Segitiga proses terdapat di dalam sebuah lingkaran
dari kondisi lingkungan dari proses yang sedang berjalan, yang terdiri dari lingkungan
pengembangan sistem, kondisi bisnis
(misalnya: deadline, aturan bisnis), dan
karakteristik pelanggan atau pengguna (misalnya: kemudahan komunikasi).
Efisiensi dari suatu proses dapat diukur secara tidak
langsung dengan cara menentukan sekumpulan metrik berdasarkan kesimpulan yang
dapat diambil dari suatu proses. Kesimpulan dapat diambil dari perhitungan kesalahan-kesalahan yang
belum dapat diatasi sebelum perangkat lunak diterbitkan maupun kesalahan yang
dilaporkan oleh pengguna secara langsung. Kesimpulan juga dapat diambil dari
ukuran produktifitas pekerjaan, tenaga kerja yang digunakan, waktu yang
dihabiskan, kedisiplinan jadual, dan ukuran-ukuran lain yang lebih spesifik.
Untuk memudahkan suatu
organisasi dalam melakukan analisis proses, dibuat suatu pendekatan yang
disebut dengan Statistical Software Process Improvement (SSPI). SSPI
menggunakan analisis kesalahan yang terdapat pada perangkat lunak untuk
mengumpulkan informasi mengenai semua kesalahan dan kekurangan yang dapat terjadi pada aplikasi
atau sistem.
Analisis kesalahan dilakukan
pada hal-hal berikut:
- Semua kesalahan dan kekurangan yang dikategorikan berdasarkan sumber dari kesalahan
- Pencatatan biaya untuk memperbaiki tiap kesalahan
- Jumlah kesalahan dan kekurangan pada tiap kategori dijumlahkan dan diurutkan mulai dari yang paling banyak sampai yang paling sedikit
- Semua biaya dari kesalahan dan kekurangan dari tiap kategori dihitung
- Data resultan dianalisa untuk menutupi kategori-kategori yang memerlukan biaya paling besar
- Perencanaan yang cermat dibuat untuk melakukan perubahan pada proses dengan mengurangi frekuensi kesalahan dan kekurangan yang paling banyak menghabiskan biaya.
(2) Indikator Proyek Perangkat
Lunak
Indikator proyek perangkat lunak biasanya digunakan
oleh manajer proyek dan tim pengembang untuk perencanaan proyek. Metrik proyek memiliki dua macam
sasaran. Pertama, metrik digunakan untuk melakukan optimalisasi scheduling
sehingga jadwal dapat dipersingkat. Kedua, metrik digunakan untuk menaksir dan
meningkatkan kualitas produk. Apabila kualitas meningkat, kesalahan dapat
berkurang, maka jumlah revisi yang perlu dilakukan ikut berkurang, sehingga biaya
produksi dapat ditekan.
Hal-hal yang
harus diukur dalam suatu proyek adalah:
- Masukan, mengukur sumber daya (tenaga kerja, lingkungan) yang diperlukan dalam proyek
- Keluaran, mengukur hasil yang diperoleh dari suatu proyek pada saat proses rekayasa perangkat lunak
- Hasil, mengukur indikasi efektifitas dari produk yang dihasilkan
Sebenarnya, model di atas dapat diterapkan pada proses maupun
pada proyek. Model tersebut dapat juga digunakan secara berurutan dalam suatu
aktivitas kerangka kerja ke aktivitas kerangka kerja lainnya. Keluaran kerangka
kerja tertentu bisa menjadi masukan bagi kerangka kerja yang lain dalam sebuah
proyek. Di dalam aliran dari kerangka kerja satu ke kerangka kerja yang lain
ini bisa diperoleh metrik hasil sebagai indikasi efektifitas antar kerangka
kerja yang saling berhubungan.
Tulisan lain yang membahas paradigma indikator proyek perangkat lunak, dapat dilihat disini!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar