Selasa, 17 April 2012

Perspektif Teknologi Informasi

... Tulisan saya ini sebenarnya TELAH DIMUAT dalam Edisi Cetak Buku DIGITAL LIFE STYLE oleh STG Kaunang namun dalam semangat open-source maka, saya menuliskannya lagi dalam format digital dan diberi tanda COPYRIGHT [(c)ME] yang berarti:  ... I beg you, PLEASE, in the name of knowledge and science, please COPY, GRAB, BACKUP, MIRROR to MANY SERVERS or CD/DVD as much as possible ...] 

untuk versi terbaru dari tulisan ini dapat diunduh disini

Apresiasi dan penghargaan saya berikan untuk
1. Pak Odi (sebagai host Acara TalkShow SMART Digital LIfeStyle);
2. Manajemen SMART FM Manado
3. Segenap Jajaran Akademisi dan Mahasiswa di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sam Ratulangi, Jurusan Ilmu Komunikasi (terutama bpk Pembantu Dekan I, "engku" Max Rembang) yang telah melakukan "seminar dan bedah buku" terkait dengan tulisan-tulisan ini.

BAB 12 PERSPEKTIF TEKNOLOGI INFORMASI
1. Pengantar
Radio TalkShow SMART DigitaL LifeStyle merupakan media yang bernilai strategis. Saya ingat waktu saya diminta untuk menjadi nara sumber dalam acara tersebut. Sungguh merupakan pengalaman yang sangat mengesankan. Pengemasan acara yang dilakukan oleh Pak Odi dan Mbak Befi sangat profesional, serius dan juga santai, mendalam dan juga ringan.
Saya menilai bahwa upaya yang dilakukan oleh SMART FM melalui radio talkshow tersebut adalah usaha mendidik masyarakat awam tentang dunia Teknologi Informasi (TI) dalam bahasa yang dipahami masyarakat. Kemajuan TI yang begitu pesat dan meluas, membuat masyarakat awam tidak bisa mengikutinya baik secara ilmiah maupun praktis. SMART Digital LifeStyle mencoba menjembatani “gap” yang ada diantara dunia TI dan masyarakat umum. Oleh karena itu, menurut hemat saya, pembicaraan dalam program Radio Talk Show tersebut, akan sangat bermanfaat apabila difokuskan pada pemanfaatan praktis dari produk-produk TI sekarang ini. Selain dari segi pemanfaatan TI, maka masyarakat juga perlu memahami tren TI dalam bahasa yang praktis; misalnya ditinjau dari pengaruh yang dapat diberikan TI dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, di masa kini dan terutama di masa mendatang. Tentu saja, tantangan dari kami, para akademisi dan professional TI, adalah bagaimana mengkomunikasikan istilah-istilah TI yang cenderung technology-oriented minded, ke dalam bahasa yang bisa dipahami oleh masyarakat awam. Upaya ini merupakan tantangan tersendiri yang cukup sulit.

Mengapa sulit? Karena dunia TI memiliki karakteristik yang sangat dinamis. Sebagai profesional TI saya menyebutnya; “tingkat-keusangan” yang tinggi. Artinya, suatu produk inovasi TI, dalam hitungan beberapa bulan saja, bisa menjadi suatu produk yang “usang” atau sudah ketinggalan. Namun demikian, di sisi lain, produk TI tersebut, juga bisa menjadi suatu produk yang sangat cepat diserap masyarakat awam untuk digunakan.

Tidak dapat dipungkiri, dunia TI itu sendiri masih tergolong “baru”. TI Mulai berkembang di era 1950-an, yang awalnya hanya digunakan dalam lingkungan akademis, pada akhirnya mulai menjamur di masyarakat umum, saat perusahaan2 raksasa dunia, seperti IBM, mulai melakukan penelitian untuk mengimplementasikan teknologi (secara khusus “hardware” atau perangkat keras) tersebut secara massal dengan harga yang relatif terjangkau namun memiliki nilai kegunaan tinggi. Teknologi internet yang awalnya hanya digunakan dalam lingkungan akademis dalam beberapa universitas, kemudian mulai digunakan untuk kepentingan militer, dan akhirnya dimanfaatkan oleh masyarakat luas. Microsoft kemudian membuat revolusi dengan mulai mengintegrasikan perangkat keras yang murah dengan perangkat lunak yang user-friendly (atau mudah digunakan) bagi masyarakat umum. Strategi ini membuat TI menjadi semakin mendunia.  Sejarah mencatat bahwa memasuki abad ke-21 (era akhir 1990-an hingga awal 2000-an) maka TI semakin menjamur dengan teknologi Wi-Fi (atau Wireless Fidelity). Teknologi WiFi pada prinsipnya memungkinkan keterhubungan dunia-maya dilakukan secara nir kabel (atau tanpa kabel), dimana sebelumnya hanya bisa dilakukan dengan menggunakan kabel.

Bagaikan bola salju yang kian membesar, konvergensi teknologi perangkat keras yang semakin murah, dan perangkat lunak yang semakin efisien serta teknologi jaringan telekomunikasi seperti wi-fi dan internet, langsung memicu pertumbuhan ekonomi global. Dunia menyaksikan kemunculan perusahaan-perusahan raksasa yang relatif masih sangat muda, namun telah menghasilkan profit yang signifikan. Kosa kata bahasa di dunia diperkaya dengan istilah seperti googling, e-business, web-surfer, web 2.0 dan lain sebagainya. Berbagai jenis pekerjaan baru, yang tidak dikenal sebelumnnya, mulai diperani oleh mereka yang menyebut dirinya generasi digital. Kekuatan TI yang disebut “konvergensi” inilah yang membuat dunia TI berjalan seperti meluncur di jalan tol, begitu pesat dan meluas.

2. Tren Perkembangan Teknologi Informasi
Menurut hemat saya, tren perkembangan TI akan meliputi bidang-bidang dibawah ini: tren perangkat keras, jaringan dan komunikasi, basis data, sistem operasi, open-source, service oriented architecture, Web 2.0, e-business dan e-commerce.

2.1 Perangkat Keras.
Perkembangan perangkat keras menunjukkan kecenderungan harga yang semakin menurun dengan peningkatan kinerja yang semakin meningkat. Hal ini terjadi pada hampir semua jenis perangkat keras komputer; seperti unit pemroses (CPU), memori RAM, danharddisk. Unit Input/Output (I/O) seperti Printer, Scanner dan sebagainya mulai dijual secara komplementer (dalam satu paket). Kecenderungan ini membuat harga komputer secara lengkap menjadi semakin murah. Komputer pun mulai dibedakan dengan sebutan Desktop, Netbook dan MAC.
Perangkat keras sebagai sebuah sub-sistem memiliki beberapa fitur yang mesti dimiliki oleh sebuah sistem yang baik. Salah satunya adalah teknologi clustering dengan bantuan software; dimana dengan teknologi ini dapat dimiliki sebuah sistem load-balancing yang sangat dibutuhkan bila sebuah sistem telah dibebani oleh tugas berat dan non-stop.
Teknologi lain yang mesti dimiliki adalah teknologi RAID untuk melakukan backup dan meningkatkan information retrieval dari hardisk. Lebih jauh lagi tentang teknologi storage adalah teknologi Storage Area Network dimana telah mencapai karakterik Virtualized dimana alokasi untuk storage dapat dilakuakan secara virtual sehingga membuat sistem menjadi sangat adaptif.

2.2 Jaringan dan Komunikasi Data
Jaringan komputer merupakan infrastruktur TI yang menjadi perekat bagi berbagai macam komponen suprastruktur TI lainnya. Arah kecenderungan perkembangan jaringan komputer adalah menuju open standard seperti misalnya protokol TCP/IP. Penggunaan protokol TCP/IP diaopsi oleh berbagai teknologi perangkat keras jaringan maupun perangkat lunaknya. Local Area Network (LAN) adalah teknologi yang memungkinkan beberapa komputer di sambungkan. Berdasarkan perkembangan terakhir teknologi TCP/IP dalam hal addressing (atau pengalamatan) sudah akan mengadopsi IPv6.
Virtual Private Network (VPN) dapat digunakan untuk menciptakan lingkungan seolah olah berada dalam satu jaringan LAN tapi sesungguhnya menggunakan jaringan publik. Dengan VPN management jaringan menjadi lebih sederhana untuk sebuah jaringan yang sebenarnya rumit. Wireless LAN (W-LAN), adalah teknologi jaringan Nirkabel yang memungkinkan untuk melakukan koneksi ke jaringan komputer tanpa menggunakan kabel, seperti cara konvensional yang biasa dikenal.
Perkembangan lainnya adalah mulai menjamurnya penggunaan PDA (Personal Digital Assistant), Telepon-Genggam, iPod, iPhone dan Blackberry. Semua perangkat tersebut dilengkapi dengan teknologi Wi-Fi yang memungkinkan untuk melakukan koneksi secaramobile.

2.3 Basis Data
Perkembangan teknologi basis data dewasa ini semakin pesat. Penggunaan Relational Database Management System (RDBMS) sudah sangat luas dipakai dan dapat dikombinasi dengan aplikasi yang menggunakan pendekatan orientasi Object. Aplikasi penggunaan database juga sudah tidak sekadar untuk Online Transaction Processing(OLTP) tapi sudah mengarah ke arah Datawarehousing, Data Mining dan Business Inteligent (BI). Teknologi BI memungkin suatu organisasi untuk mempelajari pola daricustomer/client sehingga dapat digunakan sebagai landasan membuat ramalan (forecasting) perilaku konsumen. Munculnya teknologi BI membuat organisasi mulai mengoptimalkan data yang dimiliki untuk menciptakan peluang bisnis yang baru dan menciptakan keunggulan kompetitif. Davenport dan Harris[1] mengungkapkan bahwa persaingan dalam dunia bisnis di masa-masa mendatang akan ditentukan dari implementasi TI yang mampu menganalisis kondisi bisnis secara internal dan eksternal.

2.4 Tren Open Source
Ada dua jenis perangkat lunak yaitu kode sumber tertutup (proprietary) dan kode sumber terbuka (open source). Perbedaanya adalah perangkat lunak dengan kode sumber terbuka merupakan jenis perangkat lunak yang kode sumbernya terbuka untuk dipelajari, diubah, ditingkatkan dan disebarluaskan. Kode sumbernya “terbuka” untuk umum sehingga dapat dikembangkan beramai ramai oleh suatu komunitas pengembang di berbagai belahan dunia. Sedangkan perangkat lunak kode sumber tertutup (proprietary) adalah perangkat lunak dimana kode sumbernya tidak dapat dilihat dan diubah oleh bukan pengembangnya sehingga tidak dapat dikembangkan beramai ramai. Perangkat lunak kode tertutup biasanya tidak gratis bahkan relatif mahal sehingga dalam perkembangannya tergantung dari pengembang itu sendiri.
Karena perbedaan karakteristik pengembangan inilah maka perangkat lunak open sourcelebih diminati secara luas dan telah menjadi tren sejak 10 tahun belakangan ini dan diperkirakan akan terus menjadi tren ke depan karena banyak pengembang yang semula tertutup kini menjadi terbuka dengan membuka kode sumbernya kepada publik.
Tapscott[2] dan Friedman[3]  mengungkapkan bahwa kecenderungan penggunaan perangkat lunak berbasis open source semakin pesat. Penggunaan perangkat lunak ini tidak hanya digunakan oleh pengguna perseorangan, namun juga oleh organisasi dalam skala kecil maupun enterprise. Pemerintah di banyak negara pun mulai menggunakan perangkat lunak berbasis open-source ini, untuk mendukung efisiensi dan efektivitas kinerja.

2.5 Sistem Operasi
Sistem Operasi (SO) sebagai suatu platform aplikasi-aplikasi bisnis menunjukkan perkembangan yang pesat. SO dapat dibedakan menjadi SO proprietary dan SO Open-Source. Perkembangan SO Proprietary didominasi oleh SO Windows (dengan produk yang terakhir disebut Windows 7) dan SO Mac (yang disebut Leopard).
SO proprietary memang lebih luas digunakan namun biaya yang harus dikeluarkan untuk mendapat copy yang legal relatif mahal. Walaupun telah diberikan keringanan dengan pembelian lisensi murah untuk dunia pendidikan namun membiarkan sistem tergantung hanya pada satu vendor tetap merupakan strategi yang buruk.
Beberapa alasan untuk menghindari SO proprietary sebagai vendor perangkat lunak adalah karena harga yang relatif mahal. Jikapun telah dibayar lisensi untuk SO maka masih harus membayar untuk aplikasinya seperti Office. Kemudian alasan lain adalah karena rentan masalah security terutama virus yang sangat pesat perkembangan dalam lingkungan proprietary. Dibanding dengan SO open-source yang tidak mahal dan stabilitas kinerjanya tidak dibawah SO proprietary terutama untuk produk server. Sedangkan untuk produk desktop, Linux distro Ubuntu telah mulai banyak dipakai diperkantoran karena user-friendly. Tantangan menggunakan SO open-source adalah compatibility-nya dengan berbagai macam hardware yang ada di pasaran. Namun dengan munculnya berbagai komunitas pengguna open-source di berbagai belahan dunia, masalah compatibity hardware ini bisa teratasi.

2.6 Service Oriented Architecture.
Perkembangan aplikasi bisnis dewasa ini mengarah kepada aplikasi berbasis web (web-based) yang berorientasi pada layanan (Service Oriented Architecture, disingkat SOA). Perkembangan mengarah kepada orientasi layanan karena sebuah aplikasi yang besar sering kali rumit untuk disesuaikan dengan perubahan bisnis yang terjadi.
Menurut Erl[4], SOA adalah suatu model pengembangan aplikasi layanan yang didesainberdiri sendiri dan dilayani oleh module yang terpisah tapi tetap memiliki kemampuan untuk berintegrasi dengan layanan yang lain. Integrasi antar layanan dalam SOAdimungkin dengan menggunakan API (Application Programming Interface). Contoh dari aplikasi ini adalah YouTube, Flickr, Paypal, Amazon, Google Docs, Facebook, Wordpress dan masih banyak lagi.

2.7 Tren Web 2.0
Tentu saja kita tidak bisa menganggap remeh perkembangan internet dewasa ini. Yakniditandai dengan munculnya Web 2.0 (dimulai sekitar tahun 2004 atau 2005). TeknologiWeb 2.0 merupakan perkembangan dari adanya konvergensi teknologi informasi dan teknologi jaringan, komunikasi data dan telekomunikasi. Web 2.0 memungkinkan adanya pertukaran informasi dalam berbagai format (tulisan, suara, data, gambar, video) secara serentak. Web 2.0 memungkinkan pengguna internet untuk melakukan read and write (membaca dan menulis) pada suatu halaman content yang ada di internet.
Perkembangan ini memicu munculnya aplikasi berbasis web dimana content dan time adalah hal yang paling krusial. Content adalah mengenai isi (bisa diartikan sebagai informasi yang ada pada suatu halaman web) sedangkan time adalah mengenai kecepatan akses dan service yang diberikan. Content yang diciptakan oleh pengelolaturut dikembangkan secara kolaborasi dengan para pengguna web itu sendiri. Konsep ini disebut dengan User Generated Content. Contoh dari aplikasi Web 2.0 adalah Blog dan Social Network Portal.
Bukan hanya itu saja, sekarang ini, para ahli dan praktisi internet di seluruh dunia, sementara mengembangkan teknologi Web 3.0; yang diyakini akan lebih baik dan tangguh. Web 3.0 dikembangkan berdasarkan teknologi semantic web dan IOT (atau Internet of Things). Sebagai praktisi TI, kita masih menunggu implementasi teknologi Web 3.0 dalam beberapa tahun ke depan.

2.8 e-Business dan e-commerce.
Era digital ditandai dengan munculnya e-business dan e-commerce sertanetworked economy. Chaffey[6] membedakan pengertian e-business dan e-commerce. E-business diartikan sebagai “the transformation of key business process through the use of internet technologies”. Pengertian e-business cencerung kepada pemanfaatan teknologi internet dalam melakukan proses bisnis. E-commerce disebut sebagai  “all electronically mediated information exchanges between an organizations and its external stakeholders” . Pengertian ini memperluas pandangan umum yang menganggap e-commerce hanya sekedar pada tindakan menjual dan membeli dengan menggunakan internet. Pengguna internet yang semakin banyak dan jangkauan interkoneksi yang semakin meluas memungkinkan terjadinya e-business dan e-commerce.
Pemanfaatan teknologi e-business oleh Pemerintah, kita sebut sebagai e-government. Konteks pengembangan Manado Cyber City sebenarnya bisa dilihat sebagai pengembangan e-governmen oleh Pemerintah Kota Manado. Dengan demikian Manado Cyber City haruslah merupakan program kerja yang berkesinambungan. Pemerintah kota harus memulainya dengan membuat IT Blue-print untuk Manado Cyber City. Penyusunan IT blue-print Manado City harus melibatkan semua stakeholder, yakni pemerintah, masyarakat dan akademisi TI sebagai think-tank. IT blue-print Manado Cyber City harus menjadi visi bersama dan menjadi program yang diimplementasi dengan ukuran-ukuran keberhasilan yang jelas.

3. Nilai Manfaat Tren TI
Jika saya bisa menyimpulkannya, ada beberapa nilai-baru yang terkait Tren TI yang akan sangat memberikan pengaruh dalam kehidupan masyarakat secara praktis. Nilai-nilai tersebut adalah:
a.   TI memberikan nilai pemanfaatan FREE. Tren “gratis” dalam dunia TI semakin menonjol. Semakin hari semakin banyak “content” dan “services” gratis yang diberikan TI. Nilai pemanfaatan ini tentu saja harus dioptimalkan oleh masyarakat.
b.   TI memungkinkan adanya nilai pemanfaatan “bekerja sama” dan “bekerja-bersama”. Implementasi jaringan internet membuat masyarakat bisa melihat bahwa nilai bekerja-sama sebagai suatu tim akan memberikan manfaat yang lebih optimal dibandingkan bekerja sebagai individu tunggal. Persaingan yang menonjolkan nilai-nilai individu akan semakin luntur. Konsep “bekerja-sama” sebagai suatu tim lebih menguntungkan dalam mendayagunakan setiap manfaat TI. Tidak hanya “bekerja-sama”, namun TI juga memberikan nilai manfaat “bekerja-bersama”. Nilai ini muncul dari karakteristik “collaborative” TI. Teknologi Web 2.0 memungkinkan kita melakukan pekerjaan bukan hanya “bekerja-sama” namun juga “bekerja-bersama” tanpa batasan waktu, batasan daerah/wilayah ataupun batasan alat.
c.   TI “mengharuskan” masyarakat untuk mendefinisikan kembali arti dan makna PRIVACY. Identitas digital yang dimiliki masyarakat yang menggunakan TI akan menjadi semakin “terbuka”. Hal ini tentu saja harus diwaspadai dengan cermat dan bijaksana. Privacy atau kerahasiaan identitas digital akan terus menjadi “terbuka”, apalagi dengan diimplementasikannya aplikasi OpenID dalam Web 2.0. Hal ini tentu saja, harus menjadi perhatian serius dari masyarakat terutama mereka yang menggunakan aplikasi social-media seperti Facebook, MySpace, Friendster danYouTube.

4. Isu Perkembangan TI mendatang
Menurut hemat saya, isu TI yang akan menjadi tren dimasa mendatang adalah Tata Kelola TI. Aspek Tata Kelola TI, digolongkan sebagai bagian dari manajemen TI. Isu ini akan terus menjadi pembahasan menarik di masa-masa mendatang. Pokok-pokok pikiran yang harus dipahami dalam Tata Kelola akan berfokus pada bagaimana mengelola TI agar dapat memberikan manfaat bagi organisasi dan/atau pribadi. Tata Kelola TI pada prinsipnya adalah bagaimana melakukan pengelolaan yang optimal bagi sumber daya TI yang dimiliki organisasi. Pengelolaan yang optimal ini berkaitan dengan peranan TI yang memberikan manfaat bagi organisasi termasuk mengendalikan setiap resiko yang ada dari TI itu sendiri. Implementasi Tata Kelola TI diharapkan dapat memberikan manfaat bagi organisasi, dimana manfaat TI tersebut bisa terukur dengan kuantitatif. Manfaat yang terukur tersebut kita sebut sebagai Manfaat Bisnis TI.
Menurut Van Grembergen[7] Tata Kelola TI adalah kapasitas organisasi sebagai tanggung jawab direksi, manajemen eksekutif, dan manajemen teknologi informasi untuk mengendalikan rumusan dan implementasi strategi teknologi informasi untuk memastikan selarasnya teknologi informasi dan bisnis. Grembergen menekankan pengertian Tata Kelola TI pada bagaimana organisasi memandang, mengelola dan mengoptimalkan sumber daya TI yang dimilikinya dalam mendukung tujuan organisasi. Weill dan Ross[8]memandang Tata Kelola TI sebagai pengelolaan hak-hak dalam pengambilan keputusan dan kerangka kerja yang akuntabel untuk mendorong terwujudnya hal-hal yang diharapkan dalam penggunaan SI/TI. Weill dan Ross sendiri mengusulkan terdapat lima pilar utama dari Tata Kelola TI yang perlu untuk dikelola oleh seluruh stakeholders organisasi. Kelima pilar Tata Kelola TI tersebut adalah IT Principles, IT architecture, IT Infrastructure, IT Business Application Needs,  IT Investment.

Berkaitan dengan penulisan tanggapan dalam SMART Digital LifeStye, khususnya mengenai Manado Cyber City ini maka pilar Investasi TI merupakan isu yang harus diperhatikan sungguh-sungguh. Investasi TI, secara praktis, dapat dipahami sebagaibagaimana suatu organisasi mengelola investasi TI sehingga dapat memberikan manfaat seoptimal mungkin dalam pencapaian tujuan organisasi. Pemerintah sebagai project sponsor program Manado Cyber City harus dapat mengukur nilai manfaat bisnis TI. Mengapa demikian? Karena pengukuran nilai manfaat bisnis TI dalam proyek Manado Cyber City akan menjadi justifikasi bagi investasi TI yang akan dilakukan. Tanpa justifikasi tersebut, program Manado Cyber City akan sulit dipertanggungjawabkan. Selain itu, dengan melakukan perhitungan nilai manfaat bisnis TI, maka masyarakat kota Manado akan dapat mengetahui setiap manfaat TI yang diberikan dari program ini, sehingga dikemudian hari bisa memanfaatkannya secara optimal untuk peningkatan kesejahteraan.
Pentingnya isu investasi TI dalam Tata Kelola TI sesuai dengan pendapat Van Grembergen[7], yang mengatakan bahwa tantangan krusial Tata Kelola TI sekarang ini adalah bagaimana penerapan Tata Kelola TI pada suatu organisasi dapat memberikan manfaat bisnis yang optimal dari setiap investasi TI yang dilakukan organisasi. Manfaat bisnis ini harus dapat terukur dengan jelas.

5. Penutup
Mengakhiri bahasan ini, maka saya bisa mengatkan bahwa SMART Digital LifeStyle merupakan upaya dari masyarakat untuk masyarakat dalam memahami dunia TI. Radio SMART FM telah menunjukkan perannya sebagai “agent of change”. Karakteristik ini harus terus dipertahankan dan dikembangkan di masa mendatang. Gaya pembicaraan yang santai namun mendalam mengenai isu-isu strategis TI harus dilakukan dalam bahasa yang dipahami oleh masyarakat awam. Dengan demikian, masyarakat awam yang mendengarkan siaran ini dapat memahami nilai pemanfaatan TI secara praktis dan pada akhirnya bisa mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari. TI adalah “alat-digital” hasil ciptaan manusia abad ke-21. Pada akhirnya, kita-lah yang MENENTUKAN optimalisasi pemanfaatan “alat-digital” tersebut untuk kemajuan peradaban manusia.
Keberhasilan Manado Cyber City ditentukan oleh kepiawaian sumber daya manusia dalam menata-kelola TI. Ini menyangkut isu manajemen TI, bukan isu penguasaan teknologi. Mempersiapkan sumber daya manusia yang piawai dalam manajemen TI menjadi kebutuhan strategis dan mendesak yang harus dilakukan oleh semua stakeholdersManado Cyber City; yakni Pemerintah, Perguruan Tinggi dan masyarakat Kota Manado. Identifikasi dan kuantifikasi manfaat bisnis TI dari program Manado Cyber City harus menjadi perhatian utama dari Pemerintah.

Maju Terus SMART FM Manado … be smart and be inspired!

Buku Acuan
[1] Davenport, H.T dan Harris, G. J, Competing On Analytics, HBR Press, Massachutes, USA, 2007.
[2] Tapscot, D, Wikinomics, Penguin Group Inc, USA, 2004.
[3] Friedman, T., The World is Flat, PT. Dian Rakyat, Indonesia, 2006.
[4] Earl, M., Management Strategies for Information Technology, Prentice Hall, United Kingdom, 1989.
 [6] Chaffey, D., e-Business and e-Commerce Management, 3rd Ed, Prentice Hall, 2004.
[7] Van Grembergen, Strategies for Information Technology Governance, Idea Group Publishing, 2004.
[8] Weill, P and Ross, J, IT Governance, HBS Press, Massachuttes, USA, 2004.

Tentang Penulis:
Nama: Stanley Karouw, MTI
Penulis adalah Alumni Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia (Fasilkom UI) – Program Magister Teknologi Informasi (Lulus dengan Predikat “Cum Laude”). Kegiatan Penulis sehari-hari adalah sebagai Konsultan Manajemen TI (Business Analyst, System Analyst, Software Architect). Juga sebagai Tenaga Pengajar (Keilmuan Teknologi Informasi) pada Universitas Sam Ratulangi dan Universitas Katolik De La Salle Manado; aktif mengajar untuk mata kuliah Rekayasa Perangkat Lunak, Analisa dan Perancangan Sistem Informasi, Pemodelan berorientasi Objek, Komputasi Numerik, Manajemen Proyek Perangkat Lunak, Manajemen Investasi Teknologi Informasi dan Audit Sistem Informasi. Penulis juga aktif sebagai Ketua Kelompok Kerja (Pokja) Teknologi Informasi Komisi Pelayan Anak (KPA) Sinode GMIM.
Penulis melakukan penelitian dalam Pemanfaatan Sistem Informasi/Teknologi Informasi; khususnya mengenai Identifikasi dan Kuantifikasi Manfaat Bisnis SI/TI dalam Organisasi nir laba dan Masyarakat.

Alamat Kontak:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar