Sabtu, 31 Maret 2012

Akun Twitter @manadokota, Amoy Show dan @stanlysk

(tulisan ini sudah pernah diterbitkan sebagai Notes Facebook, namun diterbitkan kembali dengan perubahan seperlunya, dalam rangka memperingati hari Ulang Tahun @manadokota yang ke-2, 25 Maret 2012)

[Petunjuk untuk membaca tulisan ini: @stanlysk dibaca sebagai saya]

Pengantar Tulisan:
@manadokota: Ka, bsk siang kt diundang di amoy show pacific tv ttg @manadokota boleh dg kk sbg panelis pakar IT? :)
@stanlysk: o ya? jam brpa? besok kita ngajar sampe siang ... selesai ngajar baru bisa ... :D 
@manadokota: jam 1 ka mulai take syuting, plis ka hehehe,.. ngajar sampe jam brp? kk bw kendaraan? ato nanti kt jemput *babuju* 

Demikianlah, hingga pada akhirnya, Kamis, 27 Januari 2011, pukul 13.30, @stanlysk datang ke Pacific TV, di wilayah seputaran daerah Winangun (Jl. Anugerah). @stanlysk sedikit terlambat datang ke studio; selain disebabkan karena cuaca Kota Manado yang “malo-malo mau” mo hujan deras, juga karena jarak tempuh @stanlysk menuju ke Studio Pacific TV yang lumayan jauh (hari itu @stanlysk harus menunaikan tugas mengajar para mahasiswa Informatika – Unika De La Salle, di seputaran negeri Wonasa).

Menarik dicermati, karena @stanlysk berkomunikasi dengan @manadokota; tidak lagi menggunakan “sarana” komunikasi “normal”. Selama ini (sebelum hari Kamis, 27012011), @stanlysk TIDAK PERNAH bertemu muka-dengan-muka dengan makhluk ciptaan Tuhan yang menyebut dirinya @manadokota (kita sebut saja dia, admin @manadokota). Ternyata, orang-dunia-nyata dari Admin @manadokota ini memiliki pribadi yang sangat attraktif, visioner dan pragmatis.

Nah, admin @manadokota ini, @stanlysk kenal secara akrab (atau “merasa sangat kenal”?) dari kicau twitter-an nya yang sangat informatif. Iya, sangat informatif, apalagi berkenaan dengan informasi yang terkait day-to-day kehidupan twitterati (baca: warga negara twitter) yang hidup di “dusun” Kota Manado. Sebut saja salah satu contoh, misalnya pada hari minggu, 23 Januari 2011, admin @manadokota men-twit sebuah seruan #moral untuk semua followers-nya (baca: semua yang “bisa” melihat “kicau”-an) untuk melakukan #doa buat Kota Manado pada pukul 12.00 waktu Manado. Nah, respons yang sangat “sibuk” mulai terlihat melalui “REPLY” (fasilitas twitter untuk “membalas” sahutan twitter yang lain), "QUOTE" (fitur twitter untuk menampilkan kembali isi twitter dengan perubahan seperlunya) ataupun "RT" (fasilitas twitter untuk “menampilkan-ulang sahutan twitter yang lain) akan kicauan admin @manadokota. Hmm, bukankah ini hal yang biasa terjadi? Iya, peristiwa ‘sahut-menyahut’ (melalui RT, QUOTE dan REPLY) kicauan twitter seseorang memang hal yang biasa terjadi. Namun, mari kita lihat konteks-nya. Followers akun @manadokota sekitar 9000-an orang (sekarang, menjelang hut yang kedua, followers @manadokota sudah berjumlah lebih dari 40.000 followers). Wow, ini merupakan akun twitter yang “fantastis” jika diperbandingkan dengan jumlah “warga” kota Manado yang menggunakan akun twitter. Tambahan lagi, dalam “kasus” ajakan #moral dari admin @manadokota ini, yang turut me-RT dan me-REPLY seruan moralnya itu sekitar 6000-an akun pada garis-waktu (terjemahan “timeline” dari twitter; yang menunjukkan “sejarah” postingan dari akun twitter seseorang). Alhasil, kita dapat berasumsi bahwa ada sekitar 6000-an orang Manado yang mengetahui dan (kemungkinan besar) melakukan anjuran admin @manadokota untuk melakukan doa buat Kota Manado tercinta. Gila cing … ini merupakan suatu kebangkitan “gerakan” yang ruarrrr biasaaa. Hanya dalam beberapa jam (sekitar 2-3 jam saja); maka admin @manadokota TELAH berhasil menghimpun “kekuatan” dan menggerakkan “kekuatan” tersebut untuk melakukan suatu kegerakan #moral. @stanlysk langsung bertanya-tanya dalam hati; dengan tidak bermaksud menyinggung kelompok religius tertentu … Apakah ada dari antara mereka yang mengaku hamba Tuhan (sebut saja Pdt, penginjil, Gembala, etc) yang saking kuatnya “charisma” mereka, dapat “mengumpulkan”, dapat “menggerakkan”, dapat “melibatkan” ribuan orang untuk berpartisipasi dalam suatu gerakan #moral? Oooopss, mohon maaf; karena tulisan ini hanya sekedar memberi contoh-belaka, dan SUDAH PASTI tidak dimaksudkan untuk menyinggung pihak-pihak tertentu. @stanleydavid hanya mencoba untuk “menggambarkan” betapa kuatnya “pengaruh” dari seorang admin @manadokota; hanya dengan “satu kali” berkicau melalui akun Twitter-nya.

Dan rupa-rupanya, karena “peristiwa” seperti diataslah (dan banyak “peristiwa” lain yang sejenis) yang membuat @brendachuy (sekarang sudah berganti nama akun menjadi @brendot) dari Pacific TV melihat ini sebagai suatu “fenomena” yang perlu diangkat oleh media televisi. O iya, akun @brendachuy ini dimiliki oleh seorang pekarya di studi Pacific (selengkapnya tentang @brendachuy, tentu saja dapat diketahui dengan meng-follow akun @brendachuy; karena saya lihat, akun @brendachuy juga “sangat aktif” time-line twitternya). Singkat cerita, @brendachuy mengundang admin @manadokota untuk “datang” ke Paficic TV, sambil berpesan bahwa admin @manadokota harus membawa sedikit diantara para “followers” komunitas @manadokota.

Akhirnya, di hari kamis, 27 Januari 2011, pukul 13.00; kami semua dapat kop-dar (baca: kopi darat, berarti pertemuan di dunia nyata atau tatap-muka diantara para pegiat dunia-maya). Bung Admin @manadokota mengajak para followers @manadokota dari berbagai “kalangan” (sekali lagi, ini merupakan “kejelian” dari Bung Admin @manadokota yang pantas diacungi jempol). Ada @stanlysk (yang “dianggap” mewakili kalangan akademisi, praktisi dan professional TI), @brendachuy (dari Pacific TV), @glenglenry (mahasiswa Fakultas MIPA Universitas Sam Ratulangi, pengguna Twitter), @achawatania (mahasiswa Fakultas Kedokteran - Universitas Sam Ratulangi, pengguna Twitter juga adalah Noni Manado 2010), @trivenaa (siswa, pengguna Twitter, bermukim di Tondano), @victorrahmadian (PNS Kota Manado, pengguna Twitter), @adamjo (mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi - Universitas Sam Ratulangi, pengguna Twitter); kami semua dipimpin oleh bung admin @manadokota sendiri, yakni @piet_pusung tentunya ... *wink*wink.

Sebelum “tapping” (istilah para kru-TV untuk mengambil rekaman video) dimulai, kami kemudian melakukan pembicaraan “serius” mengenai beberapa tips praktis dalam mendaya-gunakan Twitter. Tidak banyak yang bisa di-sharing disini mengenai aktivitas kami selama “tapping” untuk Amoy SHOW selengkapnya bisa dilihat sendiri di Acara Amoy SHOW, setiap Hari Rabu, pukul 8 malam di Paficic TV Manado. Sepertinya acara kop-dar kami para anggota komunitas @manadokota hanya punya menu pembuka, menu utama dan menu penutup yang sama dari awal hingga akhir, yakni menu makanan #ngakak, #ROTFL, #LOL.

Pertemuan ini diakhiri dengan kop-dar lanjut di Pizza Hut – Manado TownSquare. Setelah bincang-bincang dalam suasana penuh keakraban, kami semua setuju untuk membawa komunitas @manadokota untuk melangkah lebih jauh dengan melakukan kegiatan bakti sosial, pelatihan, dan lain-lain sebagainya.

@stanlysk sangat terkesan dengan fenomena seperti ini. Jika dipikirkan lebih jauh, fenomena “socially-engaged” (keterlibatan-sosial) mulai marak terjadi di dunia-maya, seiring munculnya media-media yang memungkinkan terjadinya “keterlibatan-sosial” seperti ini. Sebut saja, Friendster, MySpace, Facebook dan yang terakhir muncul adalah Twitter. Semua media-sosial yang disebutkan tadi, bisa dilahirkan di dunia-nyata karena “dikandungi” oleh teknologi Web 2.0 (pahamilah Web 2.0 sebagai “kelanjutan” dari Web 1.0). Jika kita ingin memahami apa itu Web 2.0 maka kita harus melihat definisi dari O’Reilley (lihat disini: http://oreilly.com/ ) sebagai Sang Pencetus Web 2.0 pertama kalinya. Secara praktis, kita  bisa memahami bahwa dalam Web 2.0, kita – sebagai pengguna – bukan hanya sekedar “membaca” informasi yang ada, namun juga dapat turut “menulis” dan/atau “menulis-ulang” informasi yang kit abaca tersebut. Ditambah dengan kehadiran teknologi mobile-internet, maka kegiatan “membaca’, “menulis” ataupun “menulis-ulang” ini dapat dilakukan dengan menggunakan “SmartPhone”, “BB”, “iPhone”.

Tak dapat dipungkiri, ini merupakan “fenomena” sosial yang semakin nyata dirasakan akibat-akibatnya. Untuk itu, para “pegiat” social-media seperti @stanlysk, @manadokota, dll harus memiliki suatu paradigma dan perilaku yang “baru”. Intinya adalah melakukan PERUBAHAN. Dan “perubahan” ini harus terjadi dalam tataran “paradigma” atau “cara memandang”, “cara berpikir” kita dalam ber-socially-engaged.

Mari kita lihat ulasan dari Soren Gordhamer (@SorenG) mengenai beberapa aspek perubahan “social-engaged”:
1) Paradigma Lama: “Force people to do what you want”; Paradigma Baru: “Give people what you want them to offer”.
Pelaku socially-engaged dalam dunia-digital harus memiliki paradigm “memberikan kepada orang lain apa yang kau inginkan mereka berikan”. Atau dalam paraphrase lain, “memberi” terlebih dahulu untuk kemudian “menerima”, apa yang ingin kita terima. Singkatnya, “memberi” sebelum “menerima”. (menurut pendapat @stanlysk).
Perubahan paradigm ini benar-benar revolusioner. Meskipun jika kita mencoba untuk memaknai lebih mendalam, hal ini bukanlah “baru” hasil temuan manusia abad informasi-digital. Para filsul Yunani dan China sudah pernah merumuskan perubahan paradigma ini dalam “bahasa” filosofis yang sedikit berbeda, namun memiliki makna yang sama.

2) Paradigma Lama: “Just put your body in the room”; Paradigma Baru: “Show up with a crative, open mindset”.
Keterlibatan-sosial dalam era informasi digital harus mengubah gaya berpikir secara fundamental. Jika sebelumnya, pergaulan komunitas kita telah terbiasa untuk berkomunikasi dengan bahasa-rata (maksudnya biasa-biasa saja); sekarang ini , kita harus berkomunikasi dengan memberikan “makna” baru yang kreatif, dengan pikiran yang terbuka.
Perubaha paradigma seperti ini, cukup sulit dilakukan. Apalagi, kita telah terbiasa dididik dan hidup dalam lingkungan yang bergaya “kolonialis”. Kita telah dikondisikan bertahun-tahun untuk menjadi masyarakat “YES” (baca: diam dan patuh saja), masyarakat “ABS” (baca: Asal Bapak Senang) dan masyarakat “APA JO NGANA SUKAAAAA” (baca: pasrah, cuek dan apatis).
Memasuki era informasi-digital dengan media facebook. Twitter, dsb untuk berkomunikasi, maka perubahan “socially-engaged” harus terjadi. Hal ini tidak bisa terhindarkan.

3) Paradigma Lama: “Work to get a paycheck”; Paradigma Baru: “Make your work about something bigger”.
Paradigma ini sebenarnya dapat ditulis dengan satu kata saja: “antusias”. Jika di waktu-waktu sebelumnya kita bekerja dan berkarya hanya untuk mendapatkan tujuan-tujuan yang materialis-konsumtif, maka di era informasi digital sekarang ini, ‘socially-engaged’ kita haruslah “antusias” untuk bekerja dan berkarya dengan tujuan yang lebih besar, lebih tinggi dan lebih bermakna.

Mengikuti kesimpulan dari penulis diatas maka dalam paradigma lama, socially-engaged menekankan pada individualistic dan berfokus pada penonjolan pribadi, maka dalam paradigma baru, yang harus terjadi adalah bukan saja menekankan kemampuan pribadi, namun juga kemampuan “bekerja-bersama”. Tentu saja, kita tidak bisa sekedar mengabaikan seorang pribadi dengan kemampuan “super”. Namun alangkah baiknya jika kita, “bekerja-bersama” dengan banyak “pribadi super”. Dengan paradigm seperti ini, kita dapat “memaksa” terjadinya berbagai inovasi dan proses kreatif.

Amoy SHOW telah berhasil memprovokasi “socially-engaged” yang baru ini; dengan menghadirkan topic bahasan komunitas @manadokota yang sangat modern dalam ber-“socially-engaged”. Provokasi ini harus diikuti oleh semua komunitas lainnya dan terus dihidupkan dalam setiap lapisan masyarakat kota. @stanlysk sangat menghargai upaya dari Pacific TV (dalam hal ini @brendachuy). Usaha ini perlu didukung terus. Langkah awal yang paling mudah untuk dilakukan adalah dengan membuatkan akun twitter buat Amoy [#ngakak, #ROTFL, #LOL); agar supaya sang amoy-muka-longsor (julukan @glenglenry buat amoy-pacific .. wkwkwkwkw) bisa ber-socially-engagged dengan lebih modern.

Apalagi kota ini, provinsi ini, bangsa ini, eh salah, dunia ini membutuhkan hiburan #ngakak kreatif dari Amoy Pacific, misalnya:
Amoy: hai cewek ... dari mana do?
@trivenaa: dari Tondano ...
Amoy: oh. ngana yang da bawa tu oto HARTOP Kuning?
@trivenaa: iyo ... kita datang deng oto HARTOP Kuning?
Amoy: oh, karja di tambang dang ngana?
@trivenaa: [bengong mode ON] #ngakak #ROTFL #LOL
(diikuti oleh @manadokota, @piet_pusung, @stanlysk, @brendachuy, @glenglenry, @adamjoo, @victorahmadian dan @achawatania) 
 [cat: cerita ini telah direkonstruksi-kembali oleh @stanlysk, kejadian sebenarnya jauh lebih lucu ... wkwkkwkw]

@stanlysk sangat menantikan hadirnya Indonesia yang penuh dengan sekumpulan “manusia-super” yang giat berinovasi dan berkreatif, mendorong pertumbuhan masyarakat, menuju kesejahteraan bangsa, mewujudkan cita-cita Proklamasi Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia … menuju masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Di hari ulang tahunnya yang ke-2, 25 Maret 2012, maka akun @manadokota semakin eksis dalam memberikan informasi terkini tentang manado. Akun ini sudah memiliki halaman website tersendiri. Website tersebut diberi nama www.manadokota.com; klik disini.

Perkembangan yang luar biasa dari akun @manadokota menunjukkan mulai munculnya masyarakat - digital di Kota Manado. Meskipun baru pada tahap awal, namun generasi C (menurut istilah dari Prof DR. Rhenald Kasali) sudah mulai muncul di Kota Manado.

Kita berharap, akun @manadokota dan www.manadokota.com akan semakin memberikan kontribusi positif dalam pengembangan Kota Manado. Penataan konten, manajemen user dan aspek security, adalah beberapa masalah krusial yang harus dibenahi oleh para admin @manadokota. Keterlibatan dengan para akademi dan peneliti Teknologi Informasi dari kalangan universitas juga perlu dipertajam!

Semua ini diperlukan untuk mewujudkan keunggulan kompetitif bagi Kota Manado khususnya dan Provinsi Sulawesi Utara pada umumnya!

Merdeka ....

4 komentar:

  1. awesome note's....its been a long time since i realy want to read something that useful vo my own self....danke brur,since i meet u in WALE MUUNG i always get curious with what a man like u would do in daily activity...hehehehe...thanks GOD that manado/north sulawesi/indonesia had one of the precious man like u ^_^

    BalasHapus
  2. terima kasih Pak Steven ... pastinya saya hanya seorang manusia biasa, rakyat jelata biasa-biasa saja ... hanya mencoba melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain. Tokh, pd akhirnya kita semua akan mati ... memberikan warisan utk generasi selanjutnya adalah kerinduan saya ...

    BalasHapus
  3. Nice notes. (y)
    Waktu itu sempat diajak juga oleh admin untuk ikutan syuting di Pacific TV, tapi qt kebetulan berhalangan.
    Kapan2 torang kopdar mner, sharing2, cerita2, sambil ngopi2.
    Akhir bulan ini qt cuti mo balik ke Manado, nnt torang kontak2an.

    BalasHapus
  4. terima kasih utk komentarnya Mario ... saya tunggu undangan kopdarnya ya ....

    BalasHapus