Ssejak ditemukannya teknologi Wi-Fi pada perangkat mobile-phones, dunia seperti kecanduan "mengakses internet" dan melihat konten web. Dalam dunia pendidikan mulai terbiasa kita dengar: "Nyari aja jawabnya di google!" Atau "Kirimkan tugas anda via e-mail". Orang tua beramai-ramai melengkapi anaknya dengan iPhone, iPad, Blackberry, Samsung Galaxy Tab dan berbagai jenis laptop dengan kecepatan prosessor yg makin cepat dgn daya tampung memori yang makin besar.
Sekitar tahun 2004/2005, Tim O'Railey memperkenalkan sebuah kata magis: Web 2.0! Tim menyebutkan kata ini karena melihat fenomena baru dalam menggunakan aplikasi-aplikasi berbasis web, yakni maraknya aplikasi sosial media seperti Facebook, MySpace, Youtube, Flicker, Wikipedia dan Twitter. Menurut pengamatan Tim, telah terjadi perubahan signifikan dalam web, dimana dahulunya pengguna internet hanya bisa membaca (READ) informasi pada sebuah web, sekarang setiap pengguna internet dapat membaca dan menulis (READ and WRITE) tanggapan atas suatu konten informasi yang ada dalam web.
Ini berarti telah terjadi "perubahan". Perubahan ini seperti gelombang tsunami yang menyapu bersih semua yang ada didepannya. Tidak ada satupun bidang kehidupan masyarakat, yang tidak terkena pengaruh gelombang tsunami perubahan ini, yang terjadi secara "tanpa ampun" dan "tak kenal lelah".
Thomas L. Friedman dalam bukunya The World is Flat menuliskan ini:
Trio konvergensi ini: pemain baru, lapangan permainan yang baru, proses dan kebiasaan baru; merupakan kekuatan utama yang saya percayai akan membentuk politik dan ekonomi global di abad ke-21. Dengan memberikan kepada begitu banyak orang akses atas semua sarana untuk kolaborasi, disertai kemampuan, serta melalui mesin pencari dan web untuk mengakses miliaran halaman informasi mentah, memastikan generasi inovasi selanjutnya akan dari semua pelosok planet bumi yang datar. Komunitas global sebesar ini dalam waktu singkat dapat berpartisipasi dalam berbagai penemuan dan inovasi yang belum pernah terjadi di bumi ini.
(dikutip dari The World is Flat - Sejarah Ringkas Abad ke-21, Thomas L. Friedman, (c) 2006 Dian Rakyat, Indonesia)
(Lihat disini selengkapnya Kuliah Thomas Friedman tentang The World is Flat)
Thomas Friedman, seorang reporter visioner yang telah melihat akan adanya paradigma baru dalam manusia dalam melakoni hidup di abad ke-21. Paradigma baru tersebut akibat adanya "pendataran" bumi oleh 10 faktor pendatar, yang menghasilkan paradigma konvergensi, yakni munculnya suatu generasi baru (generasi digital), munculnya arena kehidupan manusia yang baru (komunitas dunia-maya) dan munculnya aturan, gaya hidup, cara kerja yang baru (kolaborasi, online dan real-time).
Saya menyebut trio-konvergensi Thomas Friedman sebagai paradigma dunia baru, dunia digital yang modern. Di berbagai dusun yang kita sebut Planet Biru: bumi, bermunculan pengguna internet baru, dengan menggunakan media yang baru dengan gaya, style dan cara-kerja yang berbeda dengan generasi sebelumnya. Lihat saja di kampung halaman saya: kota Manado. Mulai bermunculan beberapa orang yang memperkenalkan dirinya sebagai @irairsu, @dskymc, @manadokota, @provsulut ataupun @karlotaa_ (managed by @giofaniandry). Nama-nama ini merepresentasikan trio-konvergensinya Thomas Friedman: pemain-pemain baru, dalam arena permainan yang baru, dengan aturan yang baru. Nama account tersebut diatas mewakili seorang pribadi yang nyata. Mereka melakoni kehidupan dunia-maya dalam "negara" yang disebut: twitter. Mereka eksis dan sangat aktif meng-tweet, me-reply, meng-quote, me-retweet dan ber-DM.
Saya setuju dengan Thomas Friedman, bahwa trio-konvergensi telah hadir dan menjadi pendatar bumi. Tapi menurut hemat saya, bumi, baru saja memasuki fase yang sangat awal dari pendataran dunia yang sebenarnya. Kita belum sampai pada puncak pendataran dunia yang sesungguhnya, dengan setiap implikasi dunia-datar yang belum kita ketahui secara pasti. Sebagai seorang pengamat dan peneliti aktif dalam bidang pemanfaatan Web 2.0, maka saya belum menemukan bukti yang signifikan mengenai besaran terukur dari manfaat trio-konvergensi ini. Setidaknya pengamatan saya bernilai dalam konteks kota Manado.
Terlalu prematur untuk mengatakan bahwa tidak ada manfaat yang terkuantifikasi, namun terlalu gegabah juga untuk mengatakan ada manfaat yang terkuantifikasi. Sebagai seorang yang menekuni keilmuan Informatika, saya hanya dapat mengatakan bahwa dunia-baru telah hadir, dan kepastian bahwa dunia-baru itu akan mempengaruhi kita, merupakan suatu kesimpulan-logis yang tak terbantahkan. Tetapi menyanglut besaran pengaruh (misalnya pemanfaatan) dunia-baru tersebut, kita masih terlalu dini untuk memberi penilaian, justifikasi dan pendapat. Kita perlu mengembangkan tools dan alat-ukur yang lebih komprehensif dalam menilai manfaat dunia-baru ini. (cat: untuk research-research mengenai pemanfaatan Teknologi Informasi masih dalam tahap penelitian, yang belum dipublikasikan).
Satu hal yang pasti: perubahan telah datang. Dan saya memilih untuk turut serta dalam gelombang-pasang trio-konvergensi dunia datar. Turut serta menjadi pelaku, turut serta mengarungi arenan permainannya, turut serta mengubah style-of-life saya sebagai warga-negara dunia-datar. Saya memulainya dengan mengubah paradigma saya: Life is change, growth is option. Choose wisely!