Selasa, 26 Juni 2012

Protokol Routing pada IPv6


Protokol Routing pada IPv6
Protokol routing yang digunakan pad a IPv6 terbagi atas external routing dan internal routing. Untuk external routing digunakan BGP4+ sedangkan OSPFv6 dan RIPng untuk internal routing.

1) BGP4+
Border Gateway Protokol adalah routing protokol yang memakai system autonomous. Fungsi utama dari BGP adalah untuk saling tukar-menukar informasi konektivitas jaringan antar BGP sistem. Informasi konektifitas ini antara lain adalah daftar dari Autonomous System (ASs). Informasi ini digunakan untuk membuat daftar routing sehingga terjadi suatu koneksi.
BGP4 mampu melakukan suatu advertaisement dan IP-prefix serta menghilangkan keterbatasan tentang network class. BGP memakai pola Hop-by-Hop yang artinya hanya meggunakan jalur yang berikutnya yang terdaftar dalam Autonomous System.
BGP menggunakan TCP sebagai media transport. BGP menggunakan port 179 untuk koneksi BGP. BGP mendukung CIDR.


Gambar Model BGP
BGP mampu mempelajari jalur internet malalui internal atau eksternal BGP dan dapat memilih jalur terbaik dan memasukkannya dalam ip forwarding.
BGP dapat digunakan pada dual maupun multi-homed, dengan syarat memiliki nilai AS. BGP tidak dapat digunakan pada single-homed.

Type dari BGP:
OPEN, tipe pesan yang diterima sewaktu koneksi antar BGP tersambungkan. 
UPDATE, tipe pesan yang dikirimkan untuk mengirimkan informasi routing antar BGP.
KEEPALIVE, tipe pesan yang dikirimkan untuk mengetahui apakah pasangan BGP masih hidup
NOTIFICATION, tipe pesan yang dikirimkan apabila terjadi error.

Atribut yang dimiliki oleh BGP:
AS_path, adalah jalur yang dilalui dan dicatat dalam data BGP route, dan dapat mendeteksi loop.
Next_Hop, adalah jalur berikutnya yang akan dilalui dalam routing BGP, biasanya adalah local network dalam eBGP. Selain itu bisa didapat dari iBGP.
Local Preference, penanda untuk AS BGP local
Multi-Exit Discriminator (MED), bersifat non-transitif digunakan apabila memiliki eBGP yang lebih dari 1.
Community, adalah sekumpulan BGP yang berada dalam satu AS.
Perbandingan BGP-4  antara yang digunakan untuk IPv4 dan IPv6 adalah kemampuan dari BGP yang dapat mengenali scope dari IPv6, yaitu global, site-local, link-local. Apabila IPv6 masih menggunakan IPv4 sebagai transport maka alamat peer pada BGP yang lainnya harus diikutkan pada konfigurasi.

2.) RIPng 
Routing Information Protocol Next Generation adalah protokol routing yang berdasarkan protokol routing RIP di IPv4 yang sudah mendukung IPv6. RIPng ini digunakan untuk internal routing protokol dan menggunakan protokol UDP sebagai transport. RIPng ini menggunakan port 521 sebagai komunikasi antar RIPng.

Metode yang dipakai RIPng adalah distance vector (vektor jarak), yaitu:
1. Jarak local network dihitung 0
2. Kemudian mencari neighbour sekitar dan dihitung jaraknya dan cost.
3. Dibandingkan jarak dan cost antar neighbour. 
4. Dilakukan perhitungan secara kontinue.
5. Menggunakan algoritma Ballman-Ford.

Command pada RIPng Header berisi:
1 Request, meminta daftar tabel routing pada RIPng yang lain
2 Response, membalas request dari RIPng yang lain dan memberikan daftar routing.

Protokol RIPng ini memiliki beberapa kelemahan
1. Hanya bisa sampai 15 HOP
2. Lambat dalam memproses routing, dikarena melakukan pengecekan terus menerus
3. Bersifat Classful

Perbedaan yang terjadi antara RIP pada IPv4 (RIPv2) dan IPv6 (RIPng)  adalah port UDP dimana pada IPv4 menggunakan port 520 sedangkan IPv6 menggunakan port 521 sebagai media transpor. RIPng hanya memiliki 2 perintah yaitu response dan request, berbeda dengan RIPv2 yang memiliki banyak perintah dan banyak yang tidak terpakai dan ada yang dibuang pada RIPng seperti authentifikasi. Perubahan yang terjadi dari RIPv2 ke RIPng antara lain, ukuran routing yang tidak lagi dibatasi, subnet IPv4 digantikan dengan prefix IPv6, next-hop dihilangkan tetapi kegunaannya tidak dihilangkan, authentifikasi dihilangkan, namun kemampuan yang hanya sampai 15 hop masih sama.

3) OSPFv3
Open Shortest Path First adalah routing protokol yang digunakan pada IPv6. OSPF ini berdasarkan atas Link-state dan bukan berdasarkan atas jarak. Setiap node dari OSPF mengumpulkan data state dan mengumpulkan pada Link State Packet. 
LSP dibroadcast pada setiap node untuk mencapai keseluruhan network. Setelah seluruh network memiliki “map” hasil dari informasi LSP dan dijadikan dasar link-state dari OSPF. Kemudian setiap OSPF akan melakukan pencarian dengan metode SPF (Shortest Path First) untuk menemukan jarak yang lebih efisien.
Routing table yang dihasilkan berdasarkan atas informasi LSP yang didapat sehingga OSPF memberikan informasi LSP secara flood, karena OSPF sudah memiliki kemampuan untuk memilih informasi LSP yang sama maka flood ini tidak mengakibat exhousted.

OSPF ini menggunakan protokol TCP bukan UDP, mendukung VLSM (Variable Length Subnet Mask).

OSPF menggunakan algoritma Shortest Path First (SPF) oleh Dijkstra, yaitu:
1. Diasumsikan sudah ada data table sebelumnya. Data yang diperlukan antara lain PATH (ID, path cost, arah forwarding ) TENTATIVE (ID, path cost, arah forwarding), Forwarding database.
2. Taruh local sebagai root dari tree dengna ID,0,0 pada PATH.
3. Temukan link N dan taruh di PATH. Hitung jarak Root-N dan N-M, apabila M belum terdapat di PATH atau TENTATIVE, apabila nilainya lebih baik taruh di TENTATIVE.
4. Apabila TENTATIVE bernilai kosong , batalkan. Lainnya, masukkan nilai TENTATIVE ke PATH.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar