Selasa, 01 Mei 2012

e-Business: Shopping Chart

Melanjutkan tulisan saya tentang e-Business, yakni mengenai Storefront Model disini. Maka kali ini saya akan menulis tentang teknologi Shopping Chart.

Seperti telah saya kemukan sebelumnya, model e-bisnis Storefront Model, berusaha untuk mempertemukan secara langsung seller dan buyer, dalam platform Web 2.0. Model bisnis ini menjadi "possible" dilakukan karena ditemukannya teknologi shopping chart. Teknologi shopping chart sebenarnya adalah sebuah teknologi yang memungkinkan calon pembeli memesan produk yang akan dibeli dan kemudian menyimpannya sebelum dibayar. Konsep shopping chart sebenarnya seperti keranjang belanja saat kita berbelanja di hypermart ataupun supermarket. Tentu saja, konsep ini berbeda dengan keranjang belanja saat kita berbelanja di pasar tradisional. Karena di pasar tradisional, keranjang belanja ditujukan untuk menampung barang-barang ÿang telah dibayar", sedangkan keranjang belanja di hypermart atau supermarket, ditujukan untuk menampung barang-barang yang belum dibayar, bahkan belum tentu dibeli. Inilah pemahaman kunci dari teknologi shopping chart.

Jadi, dengan teknologi shopping chart, dibutuhkan dukungan teknologi otentikasi user, user interface catalog, dan tentu saja, teknologi basis data relational. Pihak merchant mau tidak mau harus menyediakan server untuk data storage dan server untuk web applications. DBMS (database management system) harus bisa mengelola proses storing, reporting dan updating data dalam jumlah besar dan secara online. Bisa dibayangkan sekiranya pada saat yang bersamaan website server harus melayani "permintaan"data processing dalam jumlah besar pada saat yang bersamaan. Maka tentu saja, implementasi DBMS harus menjadi salah satu pertimbangan utama, bagi para pebisnis yang ingin melakukan e-bisnis menurut model storefront.

Isu security dan privacy memang masih menghantui teknologi shopping chart. Namun demikian "success story" beberapa pebisnis online pun makin terkenal. Lihat saja Amazon.com. Dibuka di tahun 1994, maka Amazon.com memasuki dunia bisnis online awalnya hanya sebagai retailer mail-order book. Lini produk Amazon.com awalnya hanya buku sekarang telah berkembang menjadi banyak produk seperti CD, DVD, electronic cards, consumer electronics, perangkat keras berbagai jenis dan masih banyak lagi. Perkembangan terakhir dari Amazon.com malah telah "mengubah"model e-bisnisnya dengan mengimplementasikan teknologi Cloud Computing (yang akan saya ulas pada bagian tersendiri).

Proses commerce di Amazon.com dibuat menjadi sangat sederhana. Kita dapat langsung masuk ke halaman depan Amazon.com, kemudian langsung memilih produk yang ingin kita beli. Fitur "SEARCH BOX" yang terletak dibagian atas tengah halaman web, sangat menyolok dan lumayan besar. Disisi kanan halaman utama ditampilkan pilihan belanja menurut departemen, yakni produk- produk yang telah dikategorikan oleh management Amazon.com. Setelah memilih produk yang ingin kita beli, kita tinggal menekan ADD TO SHOPPING CHART yang ada di sebelah kanan atas halaman web. Shopping chart akan memproses data pembelian tersebut, dan kepada kita akan ditampilkan opsi menambah, mengurangi, membatalkan kuantitas setiap item produk yang ingin kita beli, ataupun untuk memilih selesai belanja dan melanjutkan belanja.
Pembeli langganan, dapat memanfaatkan teknologi 1-Click System. Teknologi ini sebenarnya yang saya kagumi dari Amazon.com, karena dapat "mengingat" sejarah belanja saya, sehingga membantu saya untuk lebih efisien dalam "menemukan" produk yang ingin kita beli selanjutnya.

Selain amazon.com, maka kita bisa melihat www.etoys.com, dan www.webvan.com sebagai contoh model bisnis storefront dengan teknologi shopping chart.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar