PERUBAHAN!!!
Saya kira kata magis ini yang semakin menjamur dimana-mana. Panggung politik, dari level internasional hingga lokal, mengusung tema ini sebagai ikon. Begitu pun dalam dunia pendidikan. Tapi benarkah PERUBAHAN benar-benar diimplementasikan?
Just recently, saya diberi tahu lewat ACM (atau Association Computer Machinery, dimana saya adalah salah satu membernya) bahwa MIT telah memulai program PERUBAHAN yang disebut MITx. Program MITx ini dipelopori oleh seorang peneliti Anant Agarwal (Staf Pengajar Senior MIT, yang telah berpengalaman mengajar selama 20 tahun, dalam bidang Circuits and Electronics). Penjelasan langsung tentang proyek MITx ini diterangkan disini.
Pada intinya, menurut Prof Anant Agarwal, MITx adalah sebuah initiatives untuk Open Learning Enterprise, yang akan memberikan kesempatan luas kepada semua mahasiswa untuk berkolaborasi dalam belajar.
Belum sempat saya mempelajari dengan lengkap tentang MITx, maka (kembali) melalui Prof @erikbryn (Harvard University) saya diberi tahu bahwa Harvard University dan MIT telah memulai kesepatan untuk mengembangkan sebuah proyek yang disebut EDx, yakni "bergabungnya" Harvard University dalam proyek MITx-nya Prof Anant Agarwal. Lihat berita selengkapnya disini.
Saya "terkejut" akan begitu cepatnya kedua raksasa lembaga pendidikan tinggi ini melakukan kerjasama antar-lembaga untuk suatu proyek REVOLUSIONER, yang akan mengubah wajah-pendidikan di masa depan. Kedua universitas raksasa tersebut telah membuktikan bahwa hambatan-hambatan politis TIDAK BERLAKU untuk dunia pendidikan tinggi.
Di Universitas Sam Ratulangi Manado sendiri, baru saja memulai studi tentang e-Learning, bekerja sama dengan Institut 10 November Surabaya (ITS) dan Kumamoto University Jepang. Riset tentang e-Learning akan disponsori oleh JICA Jepang. Pertemuan initiatives, dilaksanakan dengan menggunakan teknologi videoconfrence. Sepertinya, kita "benar-benar" telah tertinggal. Karena kerjasama kelembagaan antara Unsrat - ITS - Kumamoto ini baru terjalin diantara "pribadi" antar-dosen, belum merupakan "mou"antar lembaga. Risetnya pun baru akan dimulai, sementara Harvard dan MIT telah masuk pada tahap implementasi.
Saya kira, kita tidak perlu rendah diri. Paling tidak, sebuah contoh telah dilakukan oleh MIT dan Harvard University. Sebagai seorang peneliti, kita tidak perlu malu untuk belajar dari kedua-raksasa pendidikan ini, sambil kita melakukan adjustment, menurut budaya asia (Unsrat - ITS - Kumamoto). Saya yakin, terobosan bisa terjadi dalam project ini. Dan saya bangga, ikut terlibat dalam PERUBAHAN ini.
Pagi ini, saya men-tweet:
@stanlysk: *semoga* jalan-panjang menuju ideal-platform e-University yg sesuai dgn
budaya asia, bisa SEGERA dipatenkan oleh Unsrat-ITS-Kumamoto #EDx
Catatan:
Saya menulis tulisan blog ini dengan menggunakan koneksi internet Unsrat, dgn kecepatan 1 GB/s, sambil mengunduh aplikasi Google Drive (free media storage 5 GB dari Cloud Computing Google), menunggu para mahasiswa untuk memberi kuliah Analisa dan Perancangan Sistem!
Tulisan ini dimuat juga pada Harian International IASA kategori #software, Edisi Kamis, 3 Mei 2012 selengkapnya disini:
BalasHapushttp://paper.li/IASAhome?utm_source=subscription&utm_medium=email&utm_campaign=paper_sub#!tag-software